LAMPUNG77.com – Nurhayati, seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) atau Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Lampung Timur, dikabarkan terkendala pulang ke Tanah Air. Ia disebut sudah 5 bulan berada di KBRI Riyadh, Arab Saudi.
Diberitakan sebelumnya, Nurhayati bekerja sebagai PMI di Arab Saudi sejak tahun 2005. Setahun kemudian atau pada tahun 2006, Nurhayati hilang kontak dengan keluarganya. Keberadaan Nurhayati akhirnya ditemukan pada sekitar awal Juni 2022, lalu.
Selama hilang kontak, ada dugaan Nurhayati menjadi korban perbudakan. Ia juga diduga tak diberikan akses komunikasi hingga gajinya selama belasan tahun tidak dibayar sang majikan.
Baca Juga: Kisah TKW Asal Lampung Timur Nurhayati, 16 Tahun Hilang Kontak, Jadi Korban Perbudakan
Setelah 16 tahun hilang kontak dan kemudian ditemukan pada Juni 2022, Nurhayati lalu diamankan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Riyadh, Arab Saudi. Namun, kini kepulangannya ke Tanah Air mengalami kendala.
“Kami sekeluarga berharap cemas mengenai nasib yang dialaminya. Sudah 5 bulan, dia (Nurhayati) terkatung-katung di kantor KBRI Riyadh Arab Saudi,” kata Mistini, bibi Nurhayati didampngi keluarga saat ditemui di kediamannya di Desa Sriwangi, Kecamatan Way Jepara, Lampung Timur, seperti dikutip dari Lampung77.id, Rabu (9/11/2022).
Menurut Mistini, saat terakhir kali berkomunikasi dengan Nurhayati, ada kabar bahwa pihak KBRI sudah mempersilahkan Nurhayati untuk pulang ke Tanah Air sembari menunggu hak gaji yang masih diperjuangkan pihak KBRI bersama otoritas Negara Arab Saudi.
“Nurhayati dipersilahkan pulang, tapi biaya transportasi harus ditanggung sendiri. Sedangkan hak gaji belum diterimanya. Kami ini keluarga tak mampu, masa Pemerintah tak bisa membantu kepulangannya?” kata Mistini.
“Selama ini kami hanya bisa saling tukar informasi dari seorang relawan Garda BMI saja. Apa memang seperti ini Pemerintah memikirkan seorang pahlawan devisa,” lanjutnya.
Dihubungi terpisah, Ketua Pusat Garda Buruh Migran Indonesia (BMI), Imam Subali, mengatakan dari hasil koordinasinya dengan pihak KBRI Arab Saudi, masalah gaji Nurhayati tinggal menunggu eksekusi dari otoritas Arab Saudi. Namun, waktunya belum bisa dipastikan.
Imam Subali juga membenarkan bahwa Nurhayati bisa pulang ke Indonesia dan pengurusan haknya selanjutnya cukup dengan surat kuasa. Namun, tiket kepulangan Nurhayati ke Indonesia di kembalikan kepada keluarga dengan argumen tidak adanya anggaran di KBRI.
Imam menyampaikan terima kasih kepada pihak KBRI atas upaya melaksanakan tupoksinya melayani dan melindungi PMI di luar negeri, khususnya Nurhayati di Arab Saudi, yang kini telah diamankan di KBRI dan diurus hak-haknya walaupun belum tuntas.
Oleh karena itu, kata Imam, Garda BMI menyampaikan permohonan fasilitas pemulangan Nurhayati ke Indonesia dapat difasilitasi oleh Negara.
“Karena sangat tidak manusiawi apabila mbak Nurhayati ataupun keluarganya terbebani biaya (transportasi) tersebut. Dengan alasan keterbatasan anggaran dan banyaknya masalah PMI yang diurus KBRI. Hal ini yang kami anggap sangat ironi, memfasilitasi satu orang saja tidak ada anggaran,” kata Imam Subali.
Imam menyebutkan, Garda BMI akan mencarikan solusi guna memfasilitasi pemulangan Nurhayati kepada berbagai pihak. Sehingga, Nurhayati dan keluarganya bisa mendapatkan haknya dan bisa kembali berkumpul bersama.
Baca Juga: Soal Kepulangan TKW yang Sempat Hilang Kontak di Arab Saudi, Ini Kata DPRD Lamtim
(And/Yar/P1)