LAMPUNG77.com – Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin menyebut fenomena El Nino atau kekeringan tidak hanya berdampak pada sektor pertanian, tetapi juga ke sektor peternakan.
Sudin mengungkapkan akibat dampak El Nino, pakan untuk hewan ternak mengalami kekurangan. Kondisi tersebut membuat para peternak harus mengolah dan menyimpan makanan untuk persediaan pakan ternak.
“Kalau bicara pakan hijau seperti ilalang memang luas. Tapi, karena adanya El Nino pakan hijaunya jadi kering dan sulit untuk dicari. Maka itu peternak sampai mengelola dan menyimpan pakan ternak untuk persediaan selama El Nino,” kata Sudin, dalam keterangannya saat acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Manajemen Peternakan dan Kesehatan Hewan di Wisma Haji Al Khairiyah Kota Metro, Provinsi Lampung, Selasa (5/12/203).
Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Sudin, Ketua Komisi IV DPR Asal Lampung
Sudin menjelaskan, hal ini juga berdampak pada konsumsi daging untuk masyarakat Indonesia yang masih di bawah standar atau sangat minim.
“Perlu bapak ibu ketahui, konsumsi rata-rata daging masyarakat Indonesia masih sangat rendah, yaitu hanya sebesar 2,66 kg per kapita per tahun. Kalau rata-rata dunia yaitu sebesar 6,4 kg per kapita per tahun. Ini masih sangat dibawah rata-rata,” ujarnya.
Baca Juga: Antisipasi El Nino, Ketua Komisi IV DPR Sudin: Pembuatan Embung Geomembran Gratis!
Sudin menilai banyak faktor yang menyebabkan rendahnya konsumsi daging tersebut. Diantaranya, mahalnya harga daging yang dipicu oleh ketidakseimbangan konsumsi dan produksi daging di dalam negeri.
“Pemerintah telah berupaya meningkatkan, namun tetap saja masih jauh dari kebutuhan konsumsi nasional. Ditambah lagi banyak permasalahan yang dihadapi pada sektor peternakan,” kata Sudin.
Sudin menuturkan, permasalahan yang dihadapi pada sektor peternakan Indonesia yaitu terserang berbagai virus seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), LSD pada ternak sapi hingga Virus Flu Afrika pada ternak babi.
“Kita tahu belum lama ini ada penyakit yang menyerang ternak yaitu PMK, walaupun saat ini sudah dinyatakan bebas, namun negara yang sudah terdampak bisa dikatakan bebas dari PMK ini butuh waktu hingga 50 tahun. Jadi bayangkan kita sudah bebas tapi masih di cap sebagai negara yang memiliki virus PMK,” kata Sudin.
Sudin menjelaskan, saat mengetahui adanya PMK, dirinya langsung menginstruksikan kepada pihak-pihak terkait untuk segera mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya dengan melakukan vaksin pada hewan ternak.
Baca Juga: Geram Ada Warga Harus Bayar Obat-Vaksin Hewan Ternak, Sudin: Lapor ke Saya!
Selain PMK, lanjut Sudin, masalah lain yang dihadapi sektor peternakan yaitu adanya penyakit LSD atau yang sering disebut penyakit lato-lato.
“Virus yang satu ini penyebarannya lebih cepat lagi daripada PMK, hewan ternak bisa terdampak LSD apabila bersentuhan langsung dengan ternak lain, kemudian bisa dari lalat maupun dari udara. Jadi secepat itu penyebarannya. Serta ada juga penyakit yang menyerang ternak babi yaitu Virus Flu Afrika. Kalau di Lampung tidak seberapa penyebaran virusnya, namun NTT dan sejumlah wilayah lain sangat terdampak dan belum ada vaksin,” ungkapnya.
Baca Juga: Jagung Langka-Mahal di Lampung, Peternak Ayam Petelur Ngadu ke Ketua Komisi IV DPR Sudin
“Jadi, bapak ibu tolong dalam bimbingan teknis ini ikuti secara seksama agar tahu mana yang perlu dilakukan atau tidak pada hewan ternak. Sehingga, kesehatan hewan terjaga dan terhindar dari penyakit, serta dapat meningkatkan produksi maupun produktivitas pada sektor peternakan,” pungkas Sudin.
Baca ke halaman selanjutnya >>>