LAMPUNG77.COM – Ketua Komisi IV DPR RI Sudin menyoroti kenaikan harga sejumlah bahan pangan saat Rapat Kerja (raker) dengan Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, Rabu (8/11/2023).
Pada raker tersebut, Komisi IV DPR RI juga turut menghadirkan para mitra kerjanya seperti Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog, Dirut PT. Pupuk Indonesia (Persero), Dirut PT. RNI (Persero) atau Holding Pangan ID Food.
Di awal membuka raker tersebut, Sudin mengatakan pada awal tahun 2023, Komisi IV DPR telah meminta kepada Kementerian Pertanian agar menyusun program kerja dan anggaran untuk fokus terhadap program-program yang berdampak khusus terhadap petani.
Baca Juga: Ketua Komisi IV DPR Sudin: Petani Mau Tanam Kedelai Diberi Gratis Benih-Pupuk, Hasilnya Dibeli Bulog
“Dan berorienstasi pada peningkatan produksi guna pemenuhan pangan dalam negeri. Antara lain untuk mengatasi stunting. Selain itu, program yang disusun harus mendukung pendapatan devisa negara dan mengaseklarasi peningkatan kesejahteran petani,” kata Sudin.
Sudin lantas menyampaikan sejumlah catatan dari informasi yang diperoleh terkait kenaikan sejumlah harga bahan pangan.
Baca Juga: Geram Ada Warga Harus Bayar Obat-Vaksin Hewan Ternak, Sudin: Lapor ke Saya!
“Menteri Pertanian beserta jajarannya, terdapat beberapa catatan yang telah kami himpun dan perlu diperhatikan. Di antaranya masalah stabilitas pasokan dan harga pangan pokok yang kerap menjadi sorotan. Terutama menjelang hari besar keagamaan. Artinya, upaya penguatan pasokan merupakan yang mutlak dilakukan pemerintah untuk menjaga agar harga harga pokok tidak mengalami lonjakan. Tetapi, beberapa bahan pokok merupakan kontributor inflasi di Indonesia,” ujar Sudin.
“Berdasarkan yang kami himpun di beberapa harga pangan secara nasional, baik di tingkat pasar tradisional maupun modern maupun pedagang mengalami kenaikan diantaranya cabai, bawang putih, bawang merah, daging, beras medium, telur, telur, gula, hingga jagung di tingkat peternak,” lanjut Politisi PDI Perjuangan (PDIP) itu.
Baca Juga: Jagung Langka-Mahal di Lampung, Peternak Ayam Petelur Ngadu ke Ketua Komisi IV DPR Sudin
Berkaitan dengan hal tersebut, Sudin meneyebutkan suplai jagung berkurang yang menyebabkan harga jagung untuk pakan ternak menjadi super mahal.
“Untuk Lampung dengan kadar air 15 sudah mencapai Rp 6.500 (per kg). Untuk Jawa Timur Rp 6.900-Rp7.000, yang agak murah mungkin Sulawesi Selatan sama Gorontalo. Agak murah sedikit dibandingkan dengan pulau Jawa,” ungkapnya.
Sudin mengatakan kenaikan harga jagung untuk pakan ternak menjadi mahal dan berdampak pada kenaikan harga daging ayam dan telur.
“Sedangkan harga telur dan daging ada HPP-nya (Harga Pokok Pembelian) yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan. Betul kan Pak Kepala Badan,?” tanya Sudin kepada Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi.
“Yang menentukan harga itu kan Kementerian Perdagangan, sudah dialihkan? Nah, sekarang saya mau tanya, kalau jagung naik, daging sama telur ada kenaikan harga gak,?” ujar Sudin.
“Ada Pak Ketua,” jawab Arief.
“Berapa persen?” tanya Sudin.
“Untuk kenaikannya dulu harga jagung Rp 3.100,” jawab Arief.
“Bukan jagung. Daging dan telur?” kata Sudin.
“Untuk telur, jadi waktu awal Rp 22.000-Rp23.000 (per kg), kemudian posisi hari ini Rp 26.000 sampai dengan Rp 28.000,” jelas Arief.
“Kalau daging ayam?” tanya Sudin kembali.
“Untuk daging ayam harga acuan penjualan (HAP) Rp 36.000 (per kg),” jawab Arief.
“HPP yang ditetapkan dari Kementerian Perdagangan?” tanya Sudin kembali.
“Bukan dari Kementerian Perdagangan pak, tapi dari Badan Pangan Nasional,” ujar Arief.
“Oh, sudah dialihkan seluruhnya?” ujar Sudin.
“Sudah Bapak,” jawab Arief.
“HPP atau HAP?” tanya Sudin.
“HAP (harga acuan penjualan), kalau HPP hanya khusus beras. Itu untuk pembelian pemerintah, Bulog,” ungkap Arief.
“Biaya produksi naik nggak?” tanya Sudin lagi.
“Naik semua ketua,” jawab Arief.
Di balik situasi tersebut, Sudin menyebutkan kelangkaan jagung digunakan sebagai alasan untuk mengimpor gandum yang digunakan untuk pakan ternak.
Sudin pun meminta kepada Menteri Pertanian agar melihat kembali target beberapa komoditas strategis pangan Indonesia.
“Hari ini adalah pelaksanaan pola tanam dengan IP 300 atau bahkan sampai 400. Tidak berdampak sekali terhadap peningkatan produksi bahkan mendorong terjadinya serangan hama, karena tidak ada waktu jeda pertanaman padi maupun jagung. Hal ini agar dijadikan perhatian Menteri Pertanian beserta jajaran,” kata Sudin.
Baca Juga: Raker dengan Mentan, Sudin Minta Agar Petani Singkong Dapat Pupuk Subsidi
(Yar/P1)