Lampung77.com – Anggota Komite IV DPD RI asal daerah pemilihan Lampung, Abdul Hakim bertemu dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sumber Makmur, Desa Trimomukti, Kecamatan Candipuro, Lampung Selatan (Lamsel), Selasa (21/12/2021).
Dalam kunjungan itu, Abdul Hakim ingin mendapatkan penjelasan perihal pembangunan pertanian di wilayah tersebut, termasuk akses anggota Gapoktan ke Kartu Petani Berjaya.
Petani di wilayah ini mengeluhkan soal akses sinyal yang sulit. Hal itu menyebabkan Kartu Petani Berjaya belum bisa diakses dengan baik. Adapun pinjaman dari BNI sudah bisa digunakan meskipun dibelanjakan secara manual.
Petani di sini juga menginginkan agar akses jalan menuju lokasi sawah memprihatinkan. Swadaya sudah dilakukan. Karena lahan masih gambut, apalagi musim hujan, akses tidak bisa dilalui.
Jalan usaha tani masih sebatas proposal. Swadaya yang dilakukan juga tidak mencukupi bisa terealisasinya jalan tersebut mulus dilalui.
Paidin, Ketua Gapoktan, mengatakan, pihaknya juga membutuhkan bantuan untuk peternakan sapi. Namun, membutuhkan modal yang besar. Paidin mengatakan, hasil pertanian sejauh ini sudah mencukupi.
Namun, untuk pengembangan ekonomi lebih lanjut, mesti ditambah dengan usaha lain. Paidin ingin Abdul Hakim bisa membantu akses permodalan.
Paidin mengakui, jika ada tambahan usaha lain, perekonomian warga bisa lebih cepat terkerek. Namun, jika hanya mengandalkan pertanian, perkembangan ekonominya tidak terakselerasi.
Pada pertemuan ini, Abdul Hakim didampingi Pimpinan Cabang BNI Tanjungkarang Mus Adral, Pimpinan BNI Sidomulyo Hendra Soni, dan Ketua Gapoktan setempat.
Serap Aspirasi di Way Panji
Abdul Hakim juga bertemu dengan petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sinar Mandiri, Desa Sidoreno, Way Panji, Lampung Selatan. Abdul Hakim bertemu petani yang sejak beberapa waktu lalu menjadi nasabah Bank BNI.
Abdul Hakim ingin mengetahui bagaimana petani yang sudah mendapatkan akses Kartu Petani Berjaya bekerja sama dengan BNI. Para petani menceritakan bagaimana mereka awalnya tidak percaya dengan perbankan. Kesan lama dalam pelayanan menjadi momok bagi petani.
Namun, semenjak BNI masuk, dan adanya Kartu Petani Berjaya, petani di daerah ini mendapatkan kemudahan dalam pemenuhan kebutuhan pertanian mereka.
“Sejauh ini, para petani mendapatkan pupuk sesuai dengan rencana dan produknya tersedia dengan baik. Di Gapoktan ini, tidak ditemukan adanya keterlambatan akses pupuk dan sarana produksi pertanian lainnya,” kata Abdul Hakim, dalam keterangannya.
Abdul Hakim menjelaskan, realisasi Kartu Petani Berjaya di sini cukup baik. Ia berharap harga yang diperoleh petani saat panen adalah harga yang wajar dan adil. Sehingga, pendapatan petani dan keluarganya bisa manusiawi dan mencukupi.
(Rls/AD/L2)