LAMPUNG77.com – Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin menyarankan para pembudidaya ikan di Pringsewu, Lampung, untuk memanfaatkan makanan sisa atau limbah makanan guna menekan pengeluaran biaya pakan ikan.
Hal itu diungkapkan Sudin saat memberikan arahan dan menyerap aspirasi pada Temu Lapang Pengelolaan Hama dan Penyakit pada Usaha Budidaya Ikan bersama Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung Direktorat Jenderal Perikan Budidaya KKP, di Gedung Serbaguna Sukoharjo Kabupaten Pringsewu, Jumat (19/1/2024).
Sudin mengungkapkan dirinya pernah mengunjungi Malaysia dan bertemu dengan pembudidaya ikan disana. Ia kemudian berdiskusi soal harga ikan yang dijual murah di negara tersebut.
Baca Juga: Sederet Bukti Kepedulian Sudin Terhadap Nelayan di Lampung, Simak Ya!
“Jadi bapak ibu saya sempat ke Malaysia, kemudian saya ketemu para pembudidaya ikan di sana. Lalu, saya tanya kenapa kok jual ikannya murah? Mereka menjelaskan kalau mereka mengumpulkan dan menampung sisa makanan dari restoran cepat saji. Kemudian, mereka olah dijemur dan dijadikan pakan ikan lele. Dan itulah kenapa harga jual menjadi murah karena pakan mereka mengelola sendiri,” jelasnya.
“Kemudian, ada juga di Jawa, mereka bekerja sama dengan perusahaan roti. Jadi, mereka membeli roti yang sudah expired atau kadaluarsa dan dibeli dengan harga Rp 3.000. Kemudian diolah menjadi pakan ikan,” lanjutnya.
Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Sudin, Ketua Komisi IV DPR Asal Lampung
Sudin menyayangkan, di Indonesia khususnya di Lampung, pembudidaya ikan tidak sedikit yang masih menjadi konsumen atau pembeli pakan ikan di pabrik-pabrik.
“Ini juga disayangkan, kita ini untuk makan ikan saja lebih baik membeli pakannya di pabrik-pabrik pengelola pakan yang tergolong tidak murah,” ujarnya.
“Tentu saya berharap petambak maupun pembudidaya ikan khususnya di Pringsewu dapat mencoba hal-hal itu untuk meminimalisir pengeluaran biaya untuk pakan ikan. Sehingga, pendapatan yang dihasilkan juga meningkat,” jelasnya.
Selain memanfaatkan limbah sisa makanan, Sudin juga menyarankan untuk pembudidaya ikan membeli di balai perikanan dengan harga murah yaitu Rp 7.500 untuk pakan tenggelam dan Rp 7.800 untuk pakan apung.
“Tadi disampaikan oleh Kepala Balai Besar Perikanan kalau dibandingkan dengan pakan pabrik, tentunya lebih murah dan sangat efisien. Kemudian untuk uji nutrisi tadi juga disebutkan kalau tim balai selalu mengontrol terus nah karena memang ada lab untuk industri, jadi ini solusi untuk bapak ibu guna menekan harga pakan yang tinggi,” ungkapnya.
Baca ke halaman selanjutnya >>>