LAMPUNG77.com – Faiz Jaya, bayi berusia 1 bulan dari Desa Labuhan Ratu Dua (Labda), Kecamatan Way Jepara, Lampung Timur, harus dirawat intensif di Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung.
Sarif, orang tua bayi tersebut mengungkapkan dari hasil diagnosa kedokteran, anaknya menderita penyakit kelainan jantung dan paru-paru. Derita anaknya itu menjadi kenyataan pahit bagi dirinya yang merupakan keluarga kurang mampu.
“Hasil diagnosa kedokteran ada kelainan jantung bocor dan paru-paru kempes yang diderita anak kami,” kata Sarif, Minggu (23/3/2024).
Menurutnya, sudah 45 hari anaknya itu telah dirawat di Rumah Sakit Abdul Moeloek, Dokter yang menangani Faiz menganjurkan bayi tersebut harus mendapatkan perawatan serius serta tindakan medis lanjutan.
Sarif menceritakan betapa beratnya perjuangan anaknya yang harus bertahan dengan selang yang terpasang di hidung untuk proses memasukan susu dan perutnya untuk membantu membuang kotoran pernapasan.
“Tanggal 3 Februari 2025, anak kami lahir dengan kondisi seperti ini. Sejak itu, kami harus menjalani perawatan intensif. Kami hanya bisa pasrah dan berharap ada jalan keluar,” ujarnya.
Meski sudah menjalani perawatan intensif di rumah sakit, Sarif mengaku merasa kewalahan karena kondisi ekonomi mereka yang pas-pasan.
Sarif mengaku sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan dengan penghasilan yang tidak menentu, sementara istrinya harus merawat Faiz yang terus membutuhkan perhatian penuh.
“Saya hanya buruh serabutan. Setiap hari, saya mencari rezeki seadanya, tidak pasti, kadang ada kadang tidak. Tapi sekarang, saya harus lebih banyak di rumah merawat anak saya. Kami ke depan harus mengeluarkan biaya untuk kontrol ke rumah sakit dengan jadwal yang sudah ditentukan dokter, yang tentu saja bukan hal yang murah,” tambah Sarif.
Pihak rumah sakit menganjurkan untuk melakukan kontrol rutin kepada Faiz Jaya di Rumah Sakit Abdul Moeloek. Namun, biaya transportasi dari Lampung Timur ke Bandar Lampung harus ditanggung sepenuhnya oleh Sarif dan istrinya Emilia. Belum lagi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti susu dan obat-obatan untuk anaknya.
“Saya tidak tahu harus bagaimana lagi. Saya hanya bisa mengandalkan BPJS untuk perawatan medis, tapi biaya operasional dan transportasi kami harus bayar sendiri. Saya berharap ada perhatian lebih dari pemerintah daerah, terutama dinas sosial untuk membantu kami. Kami tidak bisa hidup dengan begini, kami perlu bantuan,” ujarnya lirih.
Sarif dan Emilia juga harus bekerja ekstra keras dalam merawat Faiz Jaya yang tak bisa lepas dari alat bantu pernapasan. Setiap dua jam sekali, mereka harus memberi susu melalui botol yang terhubung dengan selang, sebuah rutinitas yang memakan waktu dan tenaga.
“Kami hanya bisa berdoa dan berharap ada pertolongan. Sebagai orang tua, rasanya sangat berat melihat anak kami seperti ini. Namun, kami tak punya pilihan lain selain terus berjuang,” ujar Sarif sambil menatap Fais Jaya yang terbaring lemah di kasur.
Sementara itu, kerabat dan para tetangga merasa prihatin dengan kondisi Faiz Jaya dan keluarga. Mereka berharap pemerintah bisa memberikan bantuan segera agar Faiz bisa mendapatkan perawatan yang lebih baik.
“Kami semua merasa prihatin. Kami berharap ada perhatian dari pemerintah atau instansi terkait. Jika dibiarkan seperti ini, kami khawatir kondisi Faiz Jaya akan semakin memburuk,” kata Sopiyan, kerabat orang tua Faiz.
Baca Juga: Pasca Operasi, Begini Kondisi Balita Penderita Tumor di Lampung Timur
(And/P1)