LAMPUNG77.com – Pemilihan Gubernur (Pilgub) Lampung 2024 akan diikuti dua pasangan calon gubernur-wakil gubernur yakni Rahmat Mirzani Djausal (Mirza)-Jihan Nurlela dan Arinal Djunaidi-Sutono.
Pasangan Mirza-Jihan terlebih dahulu resmi mendaftar ke KPU Lampung pada Kamis (29/8/2024) siang dengan mengantongi dukungan dari sejumlah partai politik yaitu Gerindra, Golkar, PKB, PAN, Demokrat, PKS, NasDem, dan Partai Prima.
Sedangkan Arinal-Sutono mendaftar ke KPU Lampung pada sore harinya. Pasangan ini diusung oleh PDI Perjuangan (PDIP).
Baca Juga: Pengamat: Pilgub Lampung 2024 Masih Berpeluang Head to Head Mirza vs Arinal
Pengamat Politik Universitas Lampung, Himawan mengungkapkan pandangannya terkait peta kekuatan dan peluang kedua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tersebut.
Menurut Himawan pasangan Mirza-Jihan mempunyai kans yang relatif cukup besar untuk bisa menang di Pilgub Lampung 2024.
“Secara matematika dan logstik, Mirza-jihan saya rasa lebih punya kekuataan, tapi lihat lagi nanti di lapangan bagaimana mesin-mesin partainya bergerak,” kata Himawan, saat dihubungi Lampung77.com, Jumat (30/8/2024).
“Kemudian pasangan Mirza-Jihan ini juga punya keunggulan lain yakni berpotensi menggaet suara milenial dan Gen-Z. Jadi, pemilih umur 17 tahun ke atas atau yang baru memilih atau mungkin yang baru masuk kuliah, usia 20 tahun ke atas begitu, mungkin lebih terwakili oleh Mirza-Jihan. Apalagi, pendukunganya juga banyak dari kalangan Gen-z atau yang berumur muda,” lanjut Himawan.
Sedangkan dari pasangan Arinal-Sutono, Himawan pun menilai pasangan ini juga punya potensi dan peluang untuk menang. Sosok Arinal yang merupakan gubernur petahana dinilainya bisa menjadi salah satu poin dalam menggerakkan mesin-mesin birokrasi. Selain itu, kekuatan mesin PDIP pun bisa menjadi kunci kemenangan pasangan ini.
“Kalau Pak Arinal dan Sutono itu kemungkinan yang akan mempunyai peran besar adalah PDIP, bagaimana bisa menggerakkan simpatisan partai dan basis-basis pendukungnya. Karena PDIP ini pemilihnya itu biasanya fanatik yang memang secara ideologis nurani itu bisa memilih Arinal-Sutono,” kata Himawan.
“Dan kalau saya melihat, kedua pasangan ini kan latarbelakangnya birokrat, Pak Arinal adalah gubernur petahana yang juga pernah menjadi sekda, Pak Sutono juga pernah menjabat sekda. Jadi pengalamannya bisa menggerakkan mesin-mesin birokrasi yang simpati pada keduanya selama tidak melanggar aturan kampanye. Mungkin juga bisa menggaet pemilih dari kalangan PNS,” ungkapnya.
Baca ke halaman selanjutnya >>> Pertarungan merebut basis massa Jawa-NU…