LAMPUNG77.com – Dua orang pria saling berhadapan di atas panggung yang terbuat dari papan sertinggi sekitar 1 meter. Panggung itu tampak diberi pembatas dari bambu.
Di atas panggung tersebut, keduanya terlihat saling bergantian memegang pecut atau cambuk yang terbuat dari lidi pohon nira. Tak lama kemudian terdengar suara gendang dan gong ditabuh. Dan Cetas! Suara sabetan pecut terdengar begitu keras mengenai punggung salah seorang dari pria tersebut.
Suara gemuruh pun sontak terdengar saat ratusan warga yang menyaksikan dari sisi sekitar panggung tersebut bersorak. Tabuh gendang pun semakin kencang, dan kedua pria yang tidak mengenakan baju itu malah bertambah terlihat semakin bersemangat.
Beberapa menit berlalu usai keduanya telah mendapatkan kesempatan untuk saling memecut, mereka pun mengakhirinya dengan saling bersalaman.
Ya, itulah suasana saat berlangsungnya seni budaya tiban di Lapangan Desa Mekarjaya, Kecamatan Bandar Sribhawono, Lampung Timur, Minggu (25/8/2024). Acara itu digelar dalam rangka memeriahkan HUT ke-79 RI dan sekaligus sebuah ritual untuk meminta hujan saat musim kemarau mulai melanda sekitar wilayah tersebut
“Jadi, saat dua orang sudah siap akan bertanding, aturan mainnya adalah hanya bisa 3 kali melakukan sabetan ke daerah tubuh yang sudah di tentukan dan secara bergantian. Jika sampai mengarahkan ke bagian kepala harus di diskualifikasi atau dikurangi 1 kali kesempatan diperbolehkan melakukan sabetan itu,” kata Anam, salah satu juri atau sebutan lain penengah agar seni Tiban itu dapat berjalan benar dan adil.
Peyang (48), salah seorang warga yang ikut terlibat dalam seni tiban itu mengaku merasakan perih saat tubuhnya terkena pecut. Namun, ia mengaku puas dan senang bisa menjadi bagian dari acara ritual tiban itu.
“Memang badan terasa perih saat terkena sabetan pecut itu, namun rasanya puas jika bisa ikut atraksi seni Tiban ini. Jiwa ini seakan meronta kalau sudah mendengar tabuhan gendang dan melihat panggung arena itu,” kata Peyang.
Acara seni budaya tiban ini ternyata sudah menjadi tradisi dan saban tahun dilangsungkan di Desa Mekarjaya tersebut, terutama saat musim kemarau melanda. Pada kali ini, acara digagas oleh beberapa tokoh pemuda dan masyarakat setempat sekaligus untuk menyemarakan HUT Kemerdekaan RI.
Selain dihadiri oleh warga sekitar, acara Tiban kali ini juga dihadiri komunitas pecinta budaya tersebut yang datang dari sejumlah kecamatan di Lampung Timur hingga Kabupaten Lampung Tengah.
“seni budaya Tiban ini yang telah berlangsung hari ini juga sekaligus untuk memeriahkan HUT ke-79 RI,” kata Edi Suyitno.
Baca Juga: Melihat Tari Tiban di Lampung Timur, Ritual Rakyat Saat Musim Kemarau
(And/P1)