LAMPUNG77.COM – Sebanyak 12 orang menjadi korban pembunuhan berencana Mbah Slamet, dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah. Dari 12 korban, 2 diantaranya merupakan warga asal Kabupaten Pesawaran, Lampung.
Kasus dukun pengganda uang di Banjarnegara ini menghebohkan publik. Lantaran dukun yang dikenal sebagai Mbah Slamet ini ternyata seorang pembunuh. Polisi telah menangkap pelaku dan mengungkap fakta terkait kasus pembunuhan berencana tersebut.
Berikut sederet fakta-fakta tentang kasus pembunuhan berencana dukun pengganda uang di Banjarnegara seperti dikutip dari detikcom, Rabu (5/4/2023):
Kronologi Kasus Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara
Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto menjelaskan kronologi terungkapnya kasus pembunuhan yang dilakukan dukun pengganda uang di Banjarnegara dalam konferensi pers di Polres Banjarnegara, seperti dilansir Antara Senin (3/3/2023).
Kasus tersebut terungkap berawal dari laporan anak korban, yakni GE yang diterima Polres Banjarnegara pada 27 Maret 2023. Dalam laporannya, GE mengaku diajak ayahnya (PO) bertemu seseorang di Banjarnegara pada Juli 2023 naik bus dari Sukabumi menuju Wonosobo.
Sesampainya di Wonosobo, PO dan GE bertemu Mbah Slamet yang selanjutnya mengajak mereka ke rumahnya di Desa Balun, Wanayasa, Banjarnegara. Ketika di rumahnya, Mbah Slamet mengajak PO ke dalam salah satu ruangan, sedangkan GE diminta menunggu di luar.
Selanjutnya pada 20 Maret 2023, PO kembali berangkat ke Banjarnegara seorang diri bertemu Mbah Slamet naik Wuling hitam. Sesampainya di Banjarnegara pada 23 Maret 2023, PO sempat berkomunikasi dengan SL, anaknya yang lain yakni adik dari GE.
PO menulis pesan jika sedang di rumah Mbah Slamet dan meminta anaknya berjaga-jaga seandainya dia berumur pendek atau tidak ada kabar hingga hari Minggu (26/3/2023) agar langsung ke lokasi bersama aparat. Akan tetapi, sejak tanggal 24 Maret, PO tidak bisa dihubungi.
GE pun melaporkannya ke Polres Banjarnegara yang ditindaklanjuti dengan penyelidikan dan penangkapan dukun pengganda uang, Mbah Slamet. PO akhirnya ditemukan terkubur di dekat jalan setapak menuju hutan di Wanayasa pada 1 April 2023.
Modus Mbah Slamet Bunuh Korban
Kapolres mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan, kasus pembunuhan berencana tersebut berawal dari kesepakatan penggandaan uang antara Mbah Slamet (45) dan korban PO (54). Disebutkan bahwa Mbah Slamet juga memiliki tangan kanan.
“Mbah Slamet ini memiliki tangan kanan yaitu saudara BS. Satu tahun lalu, saudara BS ini mengunggah ke Facebook yang isinya bahwa Mbah Slamet adalah orang pintar yang bisa menggandakan uang,” jelasnya.
Menurut dia, PO yang membaca unggahan itu pun tertarik sehingga BS mempertemukannya dengan Mbah Slamet. Sejak pertemuan itu, PO memberikan sejumlah uang dan mahar kepada Mbah Slamet. Namun, hasil penggandaan uang itu tidak kunjung terealisasi, sehingga korban berulang kali menagih kepada tersangka.
Pelaku Racuni Korban
Karena merasa kesal terus-menerus ditagih oleh korban, Mbah Slamet akhirnya memberi PO minuman yang telah dicampur dengan potas (potassium sianida) hingga akhirnya meninggal dunia dan dikuburkan di jalan setapak yang menuju hutan.
“Selain karena kesal terus-menerus ditagih, tersangka juga takut dilaporkan oleh korban ke penegak hukum, sehingga diracunlah korban ini,” tegasnya.
Mbah Slamet dan BS Jadi Tersangka Pembunuhan Berencana
Terkait kasus tersebut, Kapolres mengatakan kedua tersangka, yakni ST (Slamet Tohari) alias Mbah Slamet dan BS sebagai tersangka. Dijerat Pasal 340 KUHP mengenai pembunuhan berencana, terancam hukuman pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama 20 tahun.
Sementara itu, tersangka Mbah Slamet mengatakan jika korban telah memberikan uang sebanyak Rp 70 juta secara bertahap.
“Saya janjikan uang itu bisa digandakan sampai Rp 5 miliar, sedangkan uang dari korban saya gunakan untuk bayar utang,” katanya.
Jumlah Korban Pembunuhan Mbah Slamet
Masih seperti dilansir detikcom, korban kebengisan dukun pengganda uang Slamet Tohari atau Mbah Slamet di Banjarnegara kini diketahui ada 12 orang. Para korban tersebut diidentifikasi mati lemas. Polisi belum menemukan ada unsur kekerasan pada jenazah korban.
Kapolda Jawa Tengah, Irjen Ahmad Luthfi mengatakan para korban laki-laki berusia sekitar 40-50 tahun dan perempuan antara usia 25-35 tahun. Hasil identifikasi tidak ditemukan adanya tanda kekerasan.
“Hasil pengungkapan medis mereka mati lemas, tidak ada unsur kekerasan,” kata Luthfi di Mapolda Jateng, Rabu (5/4/2023).
Mantan Kapolresta Solo itu menjelaskan di dalam liang yang terdapat mayat korban, ada botol air mineral. Pengakuan pelaku, para korban memang diberi racun potas. Tim Labfor masih memastikan soal kandungan racun tersebut.
“Di masing-masing liang ada botol. Pengakuan dari tersangka, dia kasih potas,” tegasnya.
Untuk diketahui, Slamet Tohari merupakan dukun pengganda uang yang membunuh para pelanggannya. Kasus terungkap saat keluarga korban dari Sukabumi Paryanto (Po) melapor ke polisi karena Paryanto sempat meninggalkan pesan sebelum dibunuh.
“Ini pintu masuk membongkar kasus Tohari. Senin dia mengakui membunuh 5 orang yang TKP-nya sama di Desa Balun. Ternyata saat itu ditemukan 9 jenazah,” terang Luthfi.
Luthfi pun menyampaikan pihaknya membuka posko pengaduan orang hilang. Bagi yang merasa kehilangan anggota keluarga bisa melapor ke Polres Banjarnegara atau ke Polda Jawa Tengah.
“Kita buat posko pengaduan masyarakat untuk data antem mortem bagi masyarakat yang merasa kehilangan keluarga. Dirkrimum juga membuka posko, di Banjarnegara juga ada posko karena tim DVI di sana,” tegasnya.
2 Korban Merupakan Warga Lampung
2 warga Lampung jadi korban pembunuhan dukun pengganda uang di Banjarnegara. Kedua korban merupakan suami istri asal Kabupaten Pesawaran.
Kapolda Lampung Irjen Pol Helmi Santika melalui Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad membenarkan adanya 2 warga Lampung yang korban Mbah Slamet, dukun pengganda uanga di Banjarnegara tersebut.
“Dua dari 12 korban berdasarkan hasi koordinasi dengan Kabidhumas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Iqbal dan Kapolres Pesawaran AKBP Pratomo Widodo bahwa korban pasangan suami istri merupakan warga Pesawaran atas nama Irsad dan istrinya Wahyu Triningsih,” kata Pandra, dalam keterangannya, Rabu (5/4/2023).
Menurut Pandra, Polda Lampung bakal membantu Polda Jawa Tengah untuk melakukan penyelidikan terkait adanya warga Lampung yang menjadi korban penipuan pengganda uang oleh tersangka Mbah Slamet asal Banjarnegara, Jawa Tengah.
“Kami akan membantu untuk penyelidikan korban asal Lampung,” ujarnya.
Baca Juga: 2 Warga Lampung Jadi Korban Pembunuhan Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara
(Yar/P1)