LAMPUNG77.com – Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin, mendorong pengembangan lada perdu dan peningkatan kualitas kopi produksi Lampung.
Hal itu disampaikan Sudin saat melakukan kunjungan kerja bersama sejumlah Anggota Komisi IV DPR RI ke Kantor Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung, Selasa (12/7/2022).
“Lada Perdu itu saya minta dikembangkan kurang lebih 100.000 batang,” kata Sudin, dalam keterangan tertulis yang diterima Lampung77.com, Rabu (13/7/2022).
Sudin mengungkapkan, bibit lada perdu tersebut nantinya akan dibagikan ke ibu-ibu rumah tangga. Menurutnya, lada perdu dengan masa tanam 1,5 tahun sudah dapat menghasilkan berat kurang lebih 1 kilogram.
Selain lada perdu, Sudin juga akan mendukung BPTP Lampung meningkatkan kualitas kopi produksi Lampung.
“Hasil kopi biasanya hanya 800 kilogram sampai 1 ton. Sedangkan yang dihasilkan BPTP bisa mencapai 2,5 ton sampai 3 ton,” kata Sudin.
Sudin menyebut BPTP Lampung merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia. Berbagai inovasi yang dilakukan BPTP Lampung diyakini dapat mengembalikan eksistensi lada perdu.
“BPTP Lampung salah satu yang terbaik di Indonesia. Bukan karena saya dari Lampung tapi memang saya sudah keliling, dan kerjanya kalau di Lampung ini selalu lakukan inovasi,” kata Sudin.
Dalam kunjungan kerja Komisi IV DPR RI tersebut, BPTP Lampung memamerkan sejumlah hasil inovasi seperti alpukat ratu puan dan alpukat siger mas dari Lampung Timur, alpukat grand Sudin dari Pringsewu, hingga sirup lada.
Baca Juga: Kunjungi Pesawaran, Sudin Bantu Petani Garam hingga Salurkan Bantuan Puan
Membuat Stek Pohon Lada
Kepala BPTP Lampung, Jekvy Hendra menerangkan supaya hasil lada lebih maksimal harus dilakukan stek dan kemudian ruas yang dibuang cukup dengan satu ruas.
“Membuat stek pohon lada cukup dibuang satu ruas, tidak perlu tujuh ruas. Dengan di stek bisa dipanen dengan jangka waktu 1,8 tahun,” kata Jekvy.
Ia menjelaskan, lada hitam atau black pepper Lampung memiliki cita rasa yang berbeda dengan lada lainnya yakni rasanya yang lebih pedas.
“Black pepper Lampung cukup dipanen saat satu biji sudah berwarna merah. Artinya sisanya bisa dipanen setelah ada yang merah. Kemudian dikeringkan, maka akan lebih pedas,” kata dia.
Selanjutnya untuk jenis lada perdu Petaling 1, dapat dipanen dengan masa tumbuh minimal enam bulan. Adapun harga bibit lada senilai Rp 7.000 per batang.
Sedangkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kopi, Jekvy menyebutkan salah satu inovasi yang dilakukan BPTP Lampung yakni dengan memodifikasi bagian batang bawah kopi.
“Modifikasi kopi dilakukan dari batang bawah supaya hasilnya lebih banyak. Kalau disambung dari pucuk, nantinya akan berbuah sedikit,” jelasnya.
Baca Juga: Ketua Komisi IV DPR Sudin Dorong Peningkatan Kesejahteraan Petani-Penyuluh
(Rls/Yar/P1)