LAMPUNG77.COM – Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) jantan bernama Kyai Batua yang kini berada di Lembaga Konservasi (LK) Lembah Hijau Lampung akan dikawinkan dengan Harimau Sumatera Betina bernama Dadih asal Taman Satwa Sawahlunto, Sumatera Barat.
Rencana breeding atau pengembangbiakan Harimau Sumatera Batua dan Dadih ini merupakan salah satu rekomendasi ke-3 Global Species Management Plan (GSMP) yang disampaikan Persatuan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) ke Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik (KKH) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Dalam rangka tindaklanjut dan percepatan implementasi rekomendasi GSMP tersebut, Ketua Bidang Edukasi dan Pelatihan PKBSI Dr. Ligaya ITA Tumbelaka bersama James Burton selaku Chair of International Union for Conservation of Nature (IUCN) SSC Asian Wild Cattle Specialist Group, berkunjung ke Lembaga Konservasi Lembah Hijau Lampung, Jumat, 31 Maret 2023.
Turut hadir dalam kunjungan itu yakni Kepala Seksi Wilayah (SKW) III Lampung BKSDA Bengkulu, Djoko Susilo. Kedatangan mereka diterima langsung Komisaris Lembah Hijau, M. Irwan Nasution. Dalam kunjungan tersebut, rombongan melihat lokasi kandang harimau serta kondisi dan prilaku Harimau Sumatera Batua.
Dr. Ligaya ITA Tumbelaka mengatakan upaya percepatan program GSMP yang dimaksud ini adalah bagaimana Lembaga Konservasi (LK) bisa meningkatkan kelahiran anakan Harimau Sumatera.
“Kita upayakan melihat ilmiahnya, bagaimana menjodohkan harimau-harimau yang ada di beberapa LK untuk bisa nantinya disepakati tukar menukar tempat supaya percepatan perkawinan secara terkontrol,” kata Ligaya, saat diwawancarai disela-sela kunjungan ke Lembah Hijau Lampung, Jumat (31/3/2023).
Berdasarkan rekomendasi program GSMP, Ligaya mengatakan Harimau Sumatera Batua yang kini berusia sekitar 9 tahun akan dikawinkan dengan harimau sumatera betina bernama Dadih berusia 4 tahun dari Taman Satwa Sawah Lunto.
“(Kondisi Harimau Batua) sangat-sangat baik. Percepatannya sekarang ini kita minta tolong Harimau Batua dapat dikasih Dadih dari Sawahlunto. Istilahnya darah muda karena Dadih baru umur 4 tahun. Untuk betina, usia 4-5 tahun itu sudah bisa kawin,” ujar Ligaya.
“Kita gak bilang harus berapa ekor (hasil breeding), tapi yang harus kita pikirkan adalah bakalan-bakalan yang bisa terus bereproduksi di kemudian hari. Ini akan membantu populasinya (harimau sumatera),” pungkasnya.
Program GSMP 3 Tahun

Chair of International Union for Conservation of Nature (IUCN) SSC Asian Wild Cattle Specialist Group, James Burton mengatakan GSMP dalam tiga tahun ke depan ada program untuk menambah breeding Harimau Sumatera.
“Ada program 3 tahun ke depan tambah breeding untuk harimau sumatera. Dan ada banyak LK di Sumatera seperti Lembah Hijau, ada harimau dari alam yang lebih penting untuk breeding cepat,” kata James.
“Saat ini kita belum bisa target. Tapi kalau semua sudah siap, mudah-Mudahan cepat jalan dan populasi (harimau sumatera) bisa cepat naik. Yang penting kerja sama LK, PKBSI, dan pemerintah,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala SKW III Lampung BKSDA Bengkulu, Djoko Susilo mengaku pihaknya mendukung upaya breeding harimau Sumatera Batua di Lembah Hijau Lampung.
“Pada prinsipnya BKSDA akan mendukung upaya konservasi ex-situ yang dalam hal ini untuk di LK Lembah Hijau. Lembah Hijau adalah salah satu mitra kita sebagai upaya breeding untuk Batua,” ujarnya.
Baca Juga: Soal Harimau Sumatera Mangsa Ternak di Lampung Barat, Ini Kata BKSDA
Komisaris LK Lembah Hijau Lampung, M Irwan Nasution mengatakan pihaknya siap mendukung percepatan implementasi GSMP yang merupakan program pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), PKBSI, dan IUCN dalam pelestarian harimau sumatera.

“Dalam rangka program GSMP ini, kita direkomendasikan untuk mengawinkan Batua dengan Dadih. Dadih ini harimau betina dari Kebun Binatang Sawah Lunto dan saat ini sedang dalam proses percepatan, baik secara administrasi maupun percepatan proses GSMP ini,” kata Irwan.
“Mudah-mudahan dengan bagusnya kondisi Batua saat ini dan Dadih yang usianya produktif, nantinya dapat menghasilkan anakan harimau sumatera yang berkualitas. Dan kita siap mendukung program pemerintah melalui GSMP,” pungkas Irwan.
Untuk diketahui, Harimau Sumatera Kyai Batua adalah korban jerat pemburu yang ditemukan di Desa Batu Ampar, Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat, pada 2 Juli 2019, silam.
Harimau Sumatera tersebut lalu dibawa ke LK Lembah Hijau Lampung oleh pihak BKSDA Bengkulu-Lampung untuk dilakukan rescue atau penyelamatan.
Pada 5 Juli 2019, terhadap harimau jantan ini kemudian dilakukan operasi amputasi pada kaki kanan depannya karena luka yang telah membusuk. Akibatnya, Harimau Batua harus kehilangan telapak kaki kanan depannya dan mengalami cacat permanen.
Pasca ditemukan terjerat 2019 lalu hingga saat ini, Harimau Batua dititipkan di LK Lembah Hijau Lampung. Selama dirawat di LK Lembah Hijau Lampung, kondisi Harimau Batua kini dalam kondisi sehat. Bobotnya pun meningkat dari sekitar 110 kg kini menjadi sekitar 135 Kg.
(Yar/P1)