LAMPUNG77.com – Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Lampung Timur segera menapaki kiprahnya selama 20 tahun pada 31 Agustus mendatang. Namun, diusia organisasi para guru PAUD itu yang sudah hampir menginjak 2 dekade, ternyata tak sebanding dengan kesejahteraan yang dirasakan para tenaga pendidiknya.
Hal tersebut disampaikan Ketua Himpaudi Lampung Timur Hj. Rida Rotul Aliyah, saat melangsungkan kegiatan Pra-HUT Himpaudi ke-20 di Aula Pantai Cemara Desa Bandar Negeri, Kecamatan Labuhan Maringgai, Sabtu (2/8/2025).
Menurutnya, sebanyak 1.328 guru di 388 Lembaga tempat pendidikan usia dini meliputi Kober, SPS dan TPA di Lampung Timur masih sangat butuh diperjuangkan nasibnya agar setara dengan para guru pendidik formal lainya.
“Dengan tetap memantaskan diri, hingga 2 dekade ini kami akan terus memperjuangkan terwujudnya kesetaraan dan kesejahteraan para tenaga pendidik setingkat guru formal,” kata Rida, saat diwawancarai di sela-sela acara.
Rida menyebutkan dari 1.328 guru tersebut, 98% para pendidik diantaranya telah sarjana. Selain itu, lembaga tempat pendidikan juga telah terakreditasi serta kegiatan kurikulum yang ditekankan oleh Pemerintah pun telah dijalankan. Namun, lantaran adanya Undang-Undang Sisdiknas yang menjelaskan PAUD formal dan PAUD non Formal sehingga bertentangan.
Baca Juga: Gubernur Lampung Hapus Uang Komite SMA, SMK dan SLB Negeri
Meski demikian, Rida merasa bersyukur dan mengapresiasi Pemerintahan Daerah Lampung Timur karena pada tahun 2025 ini telah mengalokasikan anggaran khususnya untuk Guru PAUD sebesar Rp 450 ribu. Tak cuma itu, Pemerintah juga telah meluncurkan program wajib belajar selama 13 tahun yang dimulai 1 tahun pada jenjang pra-sekolah di lingkungan TK atau Paud.
“Kami berharap pada 2 dekade usia Himpaudi ini, Pemerintah dapat memberikan sebuah kado kesetaraan dan kesejahteraan kepada pendidik atau tenaga pendidikan yang kami naungi setara seperti guru formal. Sehingga, nantinya mereka berkesempatan mendapatkan sertifikasi kemudian bisa diangkat menjadi ASN,” pungkasnya.
Baca Juga: Warga Lampung Timur Bangun Jalan Sendiri, Patungan Uang dari Hasil Panen
(And/P1)