LAMPUNG77.COM – Komisi IV DPR RI menunda Rapat Kerja (Raker) soal pangan dengan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang semestinya digelar hari ini, Senin (20/3/2023).
Pasalnya, Mentan tidak hadir dalam rapat tersebut. Begitu juga dengan Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi, dan Inspektur Jenderal (Irjen) Kementan Jan Marinka juga tidak hadir.
Ketua Komisi IV DPR RI Sudin menyayangkan dengan ketidakhadiran para pejabat Kementan dalam rapat kerja tersebut.
“Kemarin saya berjumpa dengan Pak Menteri Pertanian di hari Jumat. Beliau minta izin mendampingi Presiden. Saya sebagai pimpinan Komisi IV langsung meng-okekan tapi dengan catatan beliau harus membuat surat kepada Komisi IV secara resmi. Yang kedua juga kemarin saya sampaikan seluruh eselon I wajib hadir,” kata Sudin, dalam Rapat Kerja bersama Menteri Pertanian RI, Dirut Perum Bulog, Dirut PT Pupuk Indonesia, di Senayan, Jakarta, Senin (20/3/2023).
“Hari ini yang tidak hadir ada dua. Pertama Ir. Suwandi. Ini adalah isu yang paling aktual. Yang bersangkutan memberikan data perihal prediksi panen. Tetapi yang bersangkutan tidak hadir. Padahal sudah saya ingatkan kepada Sekjen. Yang kedua Saudara Jan Marinka,” lanjut Sudin.
Sudin menilai posisi pejabat Kementan yang tidak hadir tersebut memiliki peran krusial dalam rapat yang akan membahas soal pangan jelang hari besar keagamaan yakni Bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran.
“Ini amat saya sayangkan, kenapa? karena kita ini membahas yang pertama menjelang hari besar keagaamaan (Ramadan). Pertma, meningkatnya harga cabai, bawang. Kedua, carut marutnya pupuk sampai Presiden bicara kemana-mana. Ketiga penen, yang katanya panen serentak sekian juta hektare tapi yang bersangkutan tidak hadir,” ujar Sudin.
“Ini lho yang amat saya sayangkan. Saya menghormati mitra kerja saya, tapi kalau mitra saya tidak menghormati saya, saya juga bisa demikian. Jujur saya katakan, saya tersinggung. Saya sudah minta tolong, sudah saya sampaikan ke sekjen. Tolong, tolong hadir. Kebayang gak?” Lanjut Legislator asal Dapil Lampung 1 tersebut.
Sudin juga menyayangkan ketidakhadiran Dirjen Tanaman Pangan Kementan Suwandi dalam rapat tersebut dan hanya mengirimkan data prediksi panen. Namun, data tersebut merupakan data dari BPS.
“Berdasarkan data BPS. BPS juga Desember lalu bilangnya tidak ada inflasi. Tidak ada apa, tidak ada apa. Maka kami juga menyayangkan, data produksi BPS dari mana? Kalau bukan dari dinas. Sekarang ini sudah jelas-jelas inflasi. Beras medium minimal di mana-mana sudah Rp 10.500. Dan berasnya langka,” kata Sudin.
Baca Juga: Ampun! Harga Beras Masih Mahal di Lampung, Cabai dan Telur Juga Naik
Sudin mengungkapkan bahwa dalam setiap kenaikan harga beras Rp 100/kg mengakibatkan 0,03 persen inflasi berdasarkan analisa dari BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional). Sedangkan dari BPS sendiri berbeda, jika kenaikan harga beras 20%, maka memberikan andil terhadap inflasi 0,64%. Kemudian, berdasarkan Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, kenaikan HPP beras 100% mengakibatkan mendorong inflasi.
Ketua Komisi IV DPR Sudin kemudian menanyakan sikap masing-masing Fraksi yang sebagian besar setuju jika rapat tersebut ditunda.
“Mohon maaf dengan segala hormat, saya sangat menghormati mitra kerja saya, tapi saya juga mohon mitra kerja saya menghormati kita semua. Setelah mengambil keputusan dari beberapa afraksi dan pimpinan, rapat kami tunda,” pungkas Sudin.
Baca Juga: Soroti Kenaikan Harga Pangan, Ketua Komisi IV DPR Sudin: Agak Mahal!
(Yar/P1)