Nazaruddin menceritakan, adanya jejak gajah di wilayah Gunung Betung, Sukadanaham, Umbulri tersebut diketahui tim dari bekas makan, pengamatan langsung, bekas kotoran gajah, hingga terjadinya konflik gajah dengan manusia.
Menurut Nazaruddin, pesatnya pertumbuhan penduduk di sekitar wilayah tersebut kemungkinan menjadi salah satu faktor habitat gajah lantas masuk ke kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).
“Saya yakin, dulu atau di bawah tahun 1980-an, banyak sekali gajah-gajah karena daerah ini (Betung, Sukadanaham, Umbulri) masih satu lintasan sehingga bisa masuk ke kawasan TNBBS,” ujarnya.
Ia mengatakan, pada Desember 1990 sampai Januari 1991, saat itu pihaknya kembali menemukan sebanyak 12 ekor gajah di wilayah Padangcermin, Pesawaran. “Gajah-gajah tersebut saat itu kami bawa juga ke Taman Nasional Way Kambas,” kata dia.
Setelah tahun 1991, menurut Nazaruddin, sudah tidak lagi ditemukan adanya jejak gajah di Gunung Betung, Sukadanaham, Umbulri.
“Tahun 1991 itu jejak terakhir yang kita temukan 12 ekor gajah di Padangcermin. Kalau jejak gajah di Mesuji terakhir tahun 1995. Sekarang (gajah) hanya ada di kawasan TNBBS dan Way Kambas. Di luar kawasan itu sudah tidak ada lagi,” ungkap Nazaruddin.
Ia memprakirakan, keturunan dari gajah-gajah tersebut salah satunya kemungkinan yang saat ini berada di Taman Wisata dan Taman Satwa Lembah Hijau, Lampung.
“Gajah Aris dan Lis yang sekarang ada di Lembah Hijau kemungkinan masih keturunannya. Lis itu dari Padangcermin, sedangkan Aris keturunan gajah dari Padangcermin,” pungkasnya.
Baca Juga: Ini Dia 10 Tempat Wisata Populer di Lampung
(Tim/Yar/P1)