Pada 14 Agustus 1986, kata Nazaruddin, tim tersebut berhasil menangkap empat ekor gajah dari lokasi Gunung Betung, Sukadanaham, dan Umbulri. Empat gajah tersebut ada yang ditangkap dengan memakai sistem tradisional, ada pula yang menggunakan sistem tembak bius.
“Kalau yang ditangkap secara tradisonal itu (gajah bernama ) Umri dan Argo. Sedangkan gajah yang lain, karena lokasinya terjal sehingga tidak memungkinkan saat itu ditangkap menggunakan sistem tradisonal,” ungkapnya.
Selanjutnya, pada 16 Agustus 1986, kata Nazaruddin, empat ekor gajah yang terdiri dari tiga betina dan satu jantan tersebut dibawa ke Taman Nasional Way Kambas (TNWK).
Gajah-gajah itu kemudian dilatih dan diberi nama. Gajah betina dinamai Umri, Iweng, dan Tongkun. Sedangkan satu gajah jantan diberi nama Argo.
Menurut Nazaruddin, Argo kemudian mati di perusahaan kayu Andalas Timber. Kemudian, Umri mati di Taman Safari Prigen, dan Iweng mati di Taman Satwa Bogor.
“Sedangkan Tongkun masih hidup dan ada di Taman Safari Bogor. Usianya sekarang sudah sekitar mungkin sekitar 45 tahun-an,” ujar Nazaruddin.
Klik ke halaman selanjutnya >>> Jejak gajah diketahui dari…