LAMPUNG77.com – Seekor anak gajah Sumatera berjenis kelamin jantan ditemukan mati di Pusat Latihan Gajah (PLG) Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung Timur.
Belum diketahui penyebab kematian anak gajah Sumatera tersebut. Namun, dari hasil nekropsi disebutkan bahwa satwa berbelalai panjang itu dalam kondisi normal, tidak ada luka pada tubuhnya.
Anak gajah yang ditemukan mati tersebut bernama Taufan, berjenis kelamin jantan berumur 4 tahun 7 bulan. Hal ini dicirikan dengan panjang caling kanan 23 sentimeter, lingkar caling 12 sentimeter dengan berat 2 ons, sementara caling kiri 18 sentimeter, lingkar caling 11,5 sentimeter dengan berat 2,5 ons.
Menurut informasi dari pawang atau mahout, sehari sebelum ditemukan mati, kondisi anak gajah tersebut masih terpantau sehat, aktif berlari, makan dan minum normal. Saat dilepas di area penggembalaan, gajah tersebut sama sekali tidak menunjukkan adanya tanda-tanda sakit.
“Ditemukan mati pada 30 Oktober 2022 sekitar pukul 13.30 WIB. Gajah Taufan merupakan gajah kelahiran PLG Way Kambas dari induk betina bernama Bunga,” kata Kepala Balai TNWK, Kuswandono, seperti dikutip dari Lampung77.id –jaringan Lampung77.com, dalam keterangan Persnya yang diterima, Selasa (1/11/1022).
Untuk mengetahui penyebab kematian anak gajah itu, tim kedokteran TNWK telah mengambil sampel hasil nekropsi berupa hati, jantung, paru-paru, ginjal, limpa, usus, lambung dan otak untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium di BBVET Bandar Lampung.
Dari keterangan pihak Balai TNWK, hasil nekropsi jaringan secara inspeksi atau pengamatan visual dan perabaan ditemukan beberapa hal sebagai berikut:
1. Tidak ada kelainan ataupun cacat fisik pada gajah Taufan,
2. Sedikit perubahan di beberapa organ dalam seperti hati, limpa, saluran pencernaan dan lidah,
3. Ditemukan perlemakan di beberapa jaringan/organ.
Dari hasil diagnosa sementara, anak gajah Sumatera berjenis kelamin jantan tersebut mati karena disebabkan oleh virus herves.
“Diagnosa sementara dan differential diagnosa yaitu Herpes virus, Gastritis-Enteritis, dan Hepatitis” kata Kuswandono.
Baca Juga: Melihat Sejarah Jejak Perlintasan Gajah di Lampung
(And/Yar/P1)