LAMPUNG77.com – Penjabat (Pj) Bupati Pringsewu Adi Erlansyah memberi dua solusi guna mengatasi kemacetan yang kerap terjadi di ruas Jalan Lintas Barat (Jalinbar) Lampung.
Dua solusi tersebut disampaikan Adi Erlanysah dalam Diskusi Publik terkait kemacetan di Jalinbar yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lampung di Lantai III Balai Wartawan Hi Solfian Akhmad, Jalan A Yani Bandar Lampung, Kamis (6/10/2022).
Adi Erlansyah menyebutkan dua solusi yang dapat dilakukan dalam upaya mengatasi kemacetan di jalinbar tersebut salah satunya yakni melakukan peningkatan jalan.
“(Solusi) pertama, itu peningkatan jalan. Dan yang kedua, menyiapkan jalan lingkar pada ruas jalinbar untuk mengurai kemacetan,” kata Adi Erlansyah.
Baca Juga: Momen Akrab Penjabat Bupati Pringsewu Adi Erlansyah dan Kapolres Saat Silaturahmi
Hal senada disampaikan Kepala Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Lampung, Febrizal Levi Sukmana, yang juga hadir dalam dikusi tersebut.
Beberapa solusi disampaikan Febrizal Levi guna mengatasi kemacetan di Jalinbar Lampung seperti membuat jalan pintas, jalan lingkar, hingga melakukan pelebaran guna meningkatkan kapasitas jalan.
Levi menyebutkan, faktor utama kemacetan yang terjadi di Jalinbar adalah volume kendaraan yang tidak sesuai dengan kapasitas.
“Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan, volume kendaraan di jalinbar mencapai lebih dari 15 ribu,” kata Levi.
Ia menyarankan untuk solusi jangka pendek, perlu adanya jalan shortcut atau pintas. Terutama, di ruas Kemiling Bandar Lampung-Pesawaran.
“Mungkin jalan shortcut ini bisa memecah kemacetan. Ini juga sudah dibahas di DPRD Lampung, mungkin nanti dimatangkan lagi,” jelasnya.
Menurutnya, untuk membuat jalan shortcut sepanjang 20 kilometer perlu kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Lampung, Kabupaten Pesawaran, dan BPJN.
Kemdiaan untuk di Pringsewu, Levi menilai, kemacetan sering terjadi di dalam kota. Sehingga diperlukan jalan lingkar.
Baca Juga: Truk Muatan 10 Ton Gabah Terguling di Jalinbar Pringsewu Lampung
Waktu Macet Pagi dan Sore
Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona dalam diskusi Publik yang digelar PWI Lampung tersebut menyebutkan ada jam-jam tertentu yang membuat Jalinbar di Kabupaten Pesawaran mengalami kemacetan.
“Sesuai data yang didapatkan oleh dishub, kemacetan terjadi pada pukul 6 hingga 8 pagi. Kemudian di sore harinya terjadi pukul 4 hingga 6 sore,” kata Dendi.
Dia mengungkapkan, dalam kurun waktu satu jam, terdapat tiga ribu unit kendaraan yang melintas di Jalinbar Kabupaten Pesawaran.
“Kendaraannya itu variatif ya mulai dari roda dua, roda empat hingga ke roda dua belas,” kata dia.
Menurutnya, titik kemacetan terparah di Jalinbar berada di Simpang Tugu Coklat karena sebagai titik temu dari tiga bagian jalan yaitu, jalan provinsi, jalan nasional, dan jalan kabupaten/kota.
Dendi menambahkan, pihaknya telah menyampaikan keluhan terkait kondisi kemcetan di Jalinbar tersebut ke Presiden Jokowi saat meninjau vaksinasi pelajar dan bendungan di Pesawaran, serta ke Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
“Tapi mungkin keluhan saya terkait jalan ini masih nyangkut di tengah karena kan pekerjaan mereka tentu saja bukan hanya soal Jalinbar,” ujarnya.
Diusulkan ke Pemerintah Pusat
Ketua Komisi IV DPRD Lampung, Ismet Roni meminta seluruh pihak terkait untuk mendukung pelebaran Jalinbar untuk mengurangi kemacetan.
Menurutnya, pelebaran jalan perlu diperjuangkan bersama untuk diusulkan ke pemerintah pusat melalui Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi.
“Saya kira ini perlu diperjuangkan bersama. Jadi nanti para bupati dan BPJN bisa mengusulkan ke pak gubernur. Supaya bisa diteruskan ke pemerintah pusat,” kata Ismet dalam diskusi tersebut.
Sementara itu, Ketua PWI Lampung, Wirahadikusumah mengungkapkan arus lalu lintas di Jalinbar saat ini relatif cukup padat. Bahkan, sering mengalami kemacetan panjang.
Atas dasar itu, PWI Lampung menyelenggarakan diskusi publik untuk mencari solusi dalam mengatasi kemacetan di Jalinbar.
“Kita mengetahui bersama, bagaimana padatnya kendaraan di Jalinbar. Sehingga menyebabkan aktivitas masyarakat terganggu,” kata Wirahadikusumah.
Ia berharap, pada diskusi publik tersebut bisa melahirkan solusi dalam mengatasi permasalahan yang selama ini terjadi di Jalinbar.
“Kami berharap diskusi ini bisa menggagas adanya pelebaran jalan atau solusi lainnya. Sehingga apa yang kita gelar nantinya tidak hanya obrolan saja, tapi bisa berdampak bagi masyarakat,” terangnya.
Wirahadikusumah menyampaikan apresiasi kepada seluruh narasumber dan peserta yang sudah bersedia meluangkan waktunya hadir pada diskusi publik tersebut.
“Mudah-mudahan diskusi ini bisa melahirkan solusi dalam mengatasi kemacetan di jalan lintas barat,” ujarnya.
Baca Juga: Duh, Jalan Menuju Obyek Wisata di Lampung Timur Banyak yang Rusak
(Yar/P1)