“Without change there is no innovation, creativity, or incentive for improvement. Those who initiate change will have a better opportunity to manage the change that is inevitable.” (Tanpa perubahan tidak ada inovasi, kreativitas, atau insentif untuk perbaikan. Mereka yang memulai perubahan akan memiliki kesempatan lebih baik untuk mengelola perubahan yang tak terelakkan) – William Pollard.
Ungkapan dari penulis William Pollard ini sepertinya cukup relevan menggambarkan kepekaan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) yang dengan cepat melakukan perubahan.
Ya, di awal-awal hantaman pagebluk Covid-19, di saat gonjang-ganjing kita harus menjaga jarak dan menghindari sentuhan langsung guna menghindari penularan virus corona, ASDP langsung bereaksi melakukan perubahan lewat transformasi digitalisasi yakni menerapkan sistem pembelian tiket via online sejak 1 Mei 2020.
Sebagai perusahaan penyeberangan terbesar di Tanah Air, pihak ASDP saat itu sepertinya paham betul bahwa dengan melakukan perubahan secara cepat, maka stabilitas bisnis akan tetap berjalan tanpa hambatan meski di tengah badai Covid-19.
Tak sampai disitu, seiring waktu berjalan dan terdapat perubahan-perubahan yang terjadi selama masa pandemi Covid-19, pada 1 Desember 2021, ASDP pun kembali berinovasi dengan mengintegrasikan layanan tiket online Ferizy dengan Aplikasi PeduliLindungi.
Kepekaan ASDP dalam melihat situasi dan me-manage strategi bisnis inilah yang membuat mereka kemudian tetap bersuara optimis dalam mempertahankan laju bisnis perseroan di tengah kondisi pandemi Covid-19. Tak heran, catatan performa keuangan mereka pun akhirnya tetap terjaga dengan baik.
Berdasarkan data ASDP, pada semester I-2021, perusahaan BUMN ini berhasil membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 1,69 triliun. Nilai pendapatan ini mencapai 91 persen dari target RKAP 2021 sebesar Rp 1,86 triliun dan naik 18,4 persen dari realisasi semester I-2020 sebesar 1,43 triliun. ASDP juga berhasil membukukan laba sebesar Rp 147 miliar atau mencapai 456,8 persen dari target RKAP 2021 sebesar Rp 32 miliar dan mencapai 282,5 persen dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu yang minus sebesar Rp 80,5 miliar.
Catatan kinerja ASDP kian kinclong pada triwulan III-2021. ASDP kembali mencatatkan performa keuangan yang positif. Berdasarkan laporan kinerja triwulan III-2021, ASDP berhasil membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 2,5 triliun atau naik 11,31 persen dari realisasi periode tahun 2020 sebesar Rp 2,3 triliun. Sedangkan untuk laba bersih konsolidasi triwulan III-2021, ASDP berhasil membukukan laba sebesar Rp 212,09 miliar atau naik 4.188,7 persen dibandingkan realisasi periode sama tahun 2020 yang minus Rp 5,2 miliar.
“Pencapaian ini tentu buah kerja keras seluruh manajemen ASDP di pusat dan cabang. Kami terus berupaya untuk menjaga stabilitas bisnis di masa Covid-19 ini dengan melakukan efisiensi dan memprioritaskan program yang mendatangkan profit sehingga pencapaian laba ASDP pada triwulan III ini sudah hampir menyamai kondisi sebelum Covid-19. Kami optimis, perlahan namun pasti laju bisnis akan kembali pada kondisi normal,” kata Shelvy Arifin, Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), dalam keterangannya, pada 5 Desember 2021 lalu.
ASDP Berhasil Transformasi Digitalisasi
Perubahan besar yang dilakukan ASDP lewat inovasi pengembangan digitalisasi sejak 1 Mei 2020 itu pun mengubah pola pembelian tiket dari sebelumnya go show menjadi pre-journey yang kemudian diterapkan sampai saat ini.
Dengan sistem digitalisasi, tiket penyeberangan kini bisa dipesan via online. Para pengguna jasa bisa membeli tiket secara mandiri melalui www.ferizy.com atau aplikasi Ferizy. Tak tanggung-tanggung, ASDP pun menggandeng sejumlah sales channel resmi Ferizy seperti Alfamart dan Agen BRILink agar lebih memudahkan pengguna jasa bertransaksi di banyak tempat.
Para pengguna jasa kini tak perlu lagi repot berderet-deret antri untuk membeli tiket di loket pintu masuk pelabuhan. Calon penumpang hanya cukup menunjukkan scan barcode yang didapat saat membeli tiket online dan langsung mendapat boarding pass untuk naik kapal. Lebih simpel bukan?
Pengamat yang tergabung dalam Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Lampung, IB Ilham Malik menyebutkan bahwa penerapan sistem digitalisasi atau pembelian tiket secara online di lintasan penyeberangan, khususnya di Pelabuhan Bakauheni-Merak, telah sesuai dengan standar pelayanan.
Ia menilai dampak dari penerapan layanan digitalisasi itu membuat pengguna jasa kini lebih dimudahkan, seperti tak perlu antri dan praktis dalam membeli tiket. Dampak positifnya, arus transportasi penyeberangan kini menjadi lebih lancar.
“Tidak ada masalah dengan sistem online ticket di penyeberangan Selat Sunda (Bakauheni-Merak) pada saat ini. Semua sudah berjalan dengan baik. Semua sudah sesuai dengan standar pelayanan yang direncanakan,” kata Ilham Malik, saat dihubungi Lampung77.com, pada akhir Februari 2022 lalu.
Sederet inovasi dan strategi dalam pengembangan layanan yang dilakukan oleh ASDP membuat perusahaan penyeberangan ini pun menjadi salah satu BUMN dari klaster logistik yang berhasil menjalankan transformasi di tengah persaingan global.
Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan ASDP menjadi salah satu BUMN yang dipandang berkinerja baik dalam 2 tahun terakhir dan melakukan transformasi bisnis sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Terlebih transformasi yang diterapkan sejumlah BUMN mampu menaikkan revenue secara akumulasi dan pencapaian net income total seluruh BUMN yang menyamai tahun lalu (2020). Padahal situasi masih pandemi. Hal itu patut kita syukuri,” kata Erick Thohir, dalam keterangannya, pada 22 Oktober 2021 lalu.
Salah satu keberhasilan ASDP dalam transformasi program digitalisasi penyeberangan dapat terlihat dari meningkatnya pengguna Ferizy. Berdasarkan data ASDP, pertumbuhan pengguna atau user yang membeli tiket penyeberangan via Ferizy atau online pada periode Januari-September 2021 mencapai 245.719 user atau tumbuh sebesar 58 persen bila dibandingkan dengan Tahun 2020.
Tercatat, sejak awal implementasi Ferizy, jumlah pengguna Ferizy mencapai 669.377 user dengan rata-rata pertumbuhan sejumlah 27.302 user di tiap bulannya selama Tahun 2021. Hal ini menunjukkan adanya pertumbuhan pengguna Ferizy yang cukup signifikan mengingat jumlah pengguna Ferizy saat awal implementasi pada 1 Mei 2020 adalah 45.295 user.
Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin mengatakan, peningkatan user Ferizy merupakan bukti komitmen ASDP dalam mengakselerasi digitalisasi penyeberangan melalui layanan online ticketing Ferizy yang diimplementasikan di 4 pelabuhan utama yakni Merak, Bakauheni, Ketapang dan Gilimanuk.
“Perlahan namun pasti, ASDP telah berhasil melakukan peningkatan taraf peradaban dalam industri penyeberangan yang lebih modern. Kami meyakini bahwa digitalisasi penyeberangan yang kami lakukan saat ini juga mampu mengubah wajah industri penyeberangan menjadi berkelas dunia, tentu dengan penguatan pada sisi kualitas layanan dan keselamatan penumpang,” kata Shelvy, dalam keterangannya, beberapa waktu lalu.
Selain melakukan inovasi dalam hal pembelian tiket online, ASDP juga terus memperluas digitalisasi dengan menambah channel pembayaran secara non tunai atau cashless yang tahun ini akan diterapkan pada 17 pelabuhan penyeberangan.
Penerapan metode cashless ini, tentunya akan semakin memperkuat langkah ASDP dalam percepatan transformasi digital di tengah pandemi Covid-19. Hal ini pula tentunya mengubah cara bertransaksi masyarakat, dari sebelumnya melalui physical space menjadi menjadi digital space atau online.
“Kami konsisten lakukan digitalisasi ini secara bertahap. Tahun ini rencana 17 pelabuhan terimplementasikan. Dalam waktu dekat ini, target kita ke Jepara, Batulicin dan Bajoe,” ujar Shelvy, dalam keterangannya, pada 7 Februari 2022 lalu.
Mengintegrasikan Penyeberangan-Pariwisata
Kepekaan ASDP dalam mewujudkan perubahan besar dalam industri penyeberangan di Tanah Air pun kian kentara dengan upayanya mengintegrasikan sektor penyeberangan dengan pariwisata. Salah satunya bisa dilihat di kawasan Pelabuhan Bakauheni, Lampung.
Mimpi besar mengintegrasikan penyeberangan Pelabuhan Bakauheni dengan kawasan pariwisata berkelas dunia berbasis waterfront kini bukan cuma sekadar angan semata.
Megaproyek Bakauheni Harbour City (HBC) atau Kawasan Pariwisata Terpadu Bakauheni kini semakin nyata di depan mata. Ya, groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan BHC ini telah dimulai pada Rabu, 27 Oktober 2021, lalu.
BHC yang merupakan proyek game changer ASDP ini melibatkan kolaborasi bersama Pemprov Lampung dan PT Hutama Karya. Kawasan pariwisata terpadu yang akan dibangun di atas lahan seluas 214 hektare ini akan menjadi kawasan pariwisata tepi laut terbesar dan berkelas dunia yang berada di Sumatera.
Menteri BUMN Erick Thohir menilai proyek BHC ini memiliki potensi sangat besar untuk dikembangkan dan dapat menjadi pariwisata lokal andalan di Lampung.
“Saya melihat proyek Bakauheni Harbour City ini potensi pariwisata yang luar biasa. Apalagi, dengan tersambungnya jalan tol Trans Sumatera mobilitas masyarakat akan terus meningkat. Saya apresiasi juga kepada manajemen ASDP yang telah membangun sistem e-ticketing, sehingga kini pengguna ferry tidak perlu antri lagi saat membeli tiket untuk menyeberang dari Jawa ke Sumatera. Bahkan, dengan berlakunya sistem reservasi tiket online Ferizy, masyarakat bisa mengatur perjalanannya,” kata Erick Thohir, dalam keterangannya, pada 15 Oktober 2021 lalu.
Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi mengatakan kawasan BHC ini diharapkan akan memberikan dampak multiplier effect mulai dari sektor transportasi, penyerapan tenaga kerja lokal, mengangkat seni dan budaya Lampung, hingga mengangkat produk unggulan UMKM lokal dan kuliner khas Lampung.
Sementara itu, Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Ira Puspadewi mengatakan jika melihat data penyeberangan ASDP, dari total 49 juta yang dilayani di seluruh Indonesia, lintasan Merak-Bakauheni berkontribusi sebesar 42,2 persen atau sekitar 20,7 juta penumpang yang menyeberangi Jawa-Sumatera setiap tahunnya.
“Ada potensi yang sangat besar disini, utamanya dalam pengembangan BHC ini. Bakauheni dikelilingi ragam obyek wisata mulai dari sejarah, alam, dan pariwisata minat khusus serta akses transportasi dan infrastruktur tol yang sangat mendukung kelancaran,” kata Ira.
Ira menyebutkan ASDP memiliki 3 peran dalam pengembangan sektor pariwisata. Pertama, sebagai pioneer atau dalam pengembangan wilayah baru dengan membuka lintasan yang mendukung pergerakan masyarakat dan lalu lintas barang. Kedua, sebagai enabler dimana ASDP berperan menyediakan layanan reguler untuk aktivitas sehari-hari.
“Dan ketiga, sebagai active player dimana ASDP berkontribusi terhadap pengembangan pariwisata dengan menyediakan konektivitas dan amenities,” pungkas Ira Puspadewi.
(Yar/P1)