LAMPUNG77.com – Selama kurang lebih 30 tahun menjadi seorang petani singkong, Ismanto (57), warga Desa Teluk Dalem, Kecamatan Mataram Baru, Lampung Timur, kini beralih tanam Kakao.
Ismanto bercerita suka duka menjadi seorang petani singkong telah dirasakannya hingga puluhan tahun dari mendapatkan keuntungan saat harga tinggi, maupun sebaliknya ketika harga paling rendah saat panen dari hektaran lahan singkong miliknya.
“Sejak Tahun 1991 bertani singkong. Untung dan rugi telah saya rasakan karena harga yang tak menentu. Namun, saya kini berkebun Kakao dan hasilnya cukup lebih menjanjikan karena harganya lebih stabil. Bahkan, tahun ini harganya naik drastis hingga 400 persen,” kata Ismanto, kepada Lampung77.com saat ditemui di kebun kakao miliknya, Jumat (16/5/2025).
Ismanto menungkapkan saat ini ia memiliki lahan seluas 3,5 hektar lebih. Dimana, 2,5 hektare lahan kini ditanami Kakao, sementara sisanya masih ditanami singkong.
Menurutnya, tanamam Kakao dengan usia 5 tahun kini telah menghasilkan panen dan sukses menghasilkan pundi-pundi uang untuk meningkatkan perekonomian keluarganya.
“Panen Kakao lebih mudah penjualannya, pengepul datang silih berganti menawarkan harga tertinggi. Hanya jemuran 1 hari mereka berani membeli dengan harga Rp 75 ribu hingga Rp 80 ribu,” ujarnya.
Ismanto merupakan seorang petani yang hanya belajar budidaya Kakao secara otodidak dan tak pernah tersentuh pemberdayaan dari instansi setempat. Berkat kegigihannya, ia kini menjadi percontohan bagi para petani lain di sekitar desanya.
Ia mengaku hanya satu kali musim, bisa meraup hasil panen bersih dari berkebun Kakao hingga ratusan juta rupiah. Hasil tersebut belum lagi ditambah dari tanaman selingan di perkebunan Kakaonya yaitu tanaman tumpang sari seperti kelapa serta pisang.
“Berkebun Kakao sebenarnya tak mengenal musim. Jika diberikan nutrisi yang sesuai pada tanaman pasti terus berbuah. Saat harga jual bagus seperti ini, rasanya sangat sebanding dengan modal yang kita keluarkan untuk perawatannya” pungkas Ismanto.
Baca Juga: Harga Singkong Rp 1.350/Kg, PPUKI: 10 Perusahaan Tapioka di Lampung Timur Pilih Tutup!
(Andono/P1)