LAMPUNG77.com – Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal (Mirza) turun langsung menemui para petani dan mahasiswa yang melakukan demo soal harga singkong di kompleks Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung, Senin (5/5/2025).
Dalam upaya meredakan ketegangan, Gubernur Lampung pun mengajak perwakilan pendemo untuk berdialog secara langsung guna mencari solusi terbaik.
“Saya siap mendengarkan aspirasi masyarakat, tapi penyelesaian harus dilakukan dengan cara yang baik dan tertib,” kata Gubernur Mirza di lokasi.
Namun, ajakan tersebut sempat ditolak oleh massa yang bersikeras agar tuntutan mereka dipenuhi secara langsung tanpa dialog di dalam ruangan.
Meski sempat menolak, sebagian perwakilan pengunjuk rasa akhirnya bersedia melakukan dialog dengan Gubernur di Balai Keratun, Kompleks Kantor Gubernur Lampung.
Baca Juga: Singkong Masuk Komoditas Penerima Pupuk Subsidi, Mirza: Bukti Suara Petani Lampung Didengar!
Dalam pernyataannya, Gubernur menegaskan bahwa dirinya sejak awal telah berjuang keras membela kepentingan petani.
“Saya setengah mati memperjuangkan petani. Jangan bilang saya tidak bisa membela rakyat,” tegasnya.
Gubernur mengungkapkan salah satu langkah nyatanya adalah memulangkan 23 ribu ijazah siswa, mayoritas anak petani, yang tertahan akibat tunggakan biaya pendidikan.
“Saya bebaskan mereka supaya bisa lanjut sekolah dan bekerja. Itu nilainya sampai 3-6 juta rupiah per anak,” jelasnya.
Selain itu, Gubernur juga mengupayakan tambahan kuota serapan gabah oleh Bulog agar hasil panen petani tidak terbuang sia-sia.
“Awalnya hanya 20 persen, saya minta tambahan agar 100 ribu hektare lahan dan 40 ribu petani bisa diserap hasilnya, apalagi saat pengusaha tidak mau beli dengan harga Rp6.500/kg,” katanya.
Ia juga menyoroti program pemutihan tunggakan untuk 2 juta warga termasuk petani, meskipun kewenangan tersebut sebagian besar sudah berada di tangan pemerintah pusat.
“Jangan bilang saya tidak dukung petani singkong. Saya sangat memahami,” ujarnya.
Gubernur juga menyayangkan sikap sebagian pendemo yang menolak dialog yang telah disiapkan secara terbuka.
“Kenapa hari ini tidak mau diajak diskusi? Padahal ini bukan pertama kali kita buka ruang dialog,” katanya.
“Harga itu harus dibentuk dengan keikhlasan kedua belah pihak. Kalau tidak, itu dzalim. Pemerintah tidak memaksakan harga, tapi kita cari titik adil yang baik untuk semua pihak, dengan melihat kondisi nasional dan internasional,” tegas Mirza.
Gubernur Lampung Mirza mengingatkan bahwa aksi sepihak bisa berdampak buruk bagi petani sendiri.
“Kalau pabrik tutup, siapa yang akan beli singkong petani? Maka, semua harus dijalankan dengan seimbang. Saya tetap buka ruang dialog. Mari kita jaga Lampung bersama,” pungkasnya.
Baca Juga: Harga Singkong Rp 1.350/Kg, PPUKI: 10 Perusahaan Tapioka di Lampung Timur Pilih Tutup!
(Rls/Yar/P1)