LAMPUNG77.com – Defisit anggaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menjadi sorotan utama dalam pembahasan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) oleh Pansus DPRD Lampung.
Angka defisit yang mencapai Rp 1,4 triliun pada tahun 2023 naik drastis hingga 157 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 548,7 miliar. Kondisi ini memicu kekhawatiran soal tata kelola keuangan daerah.
Sekretaris Pansus LHP BPK DPRD Lampung, Munir Abdul Haris, menjelaskan bahwa defisit anggaran ini berdampak langsung pada peningkatan utang dan menumpuknya proyek yang gagal bayar.
“Defisit ini terjadi karena Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang tidak tercapai. Akibatnya, terjadi gagal bayar hingga Rp 580 miliar pada tahun 2024,” kata Munir, dalam keterangannya, Kamis (16/1/2025).
Utang Pemprov Lampung kepada pihak ketiga pun mengalami peningkatan signifikan yakni pada tahun 2021 sebesar Rp 76,6 miliar. Kemudian, tahun 2022 Rp 93,7 miliar, dan tahun 2023 Rp362 miliar.
Selain itu, PAD 2023 hanya mencapai Rp 3,7 triliun atau 78,32% dari target Rp4,8 triliun.
“Kegagalan mencapai target PAD ini menjadi pemicu utama defisit dan utang yang terus membengkak,” tambah Munir.
Dampak Defisit Anggaran
Defisit dan gagal bayar ini berdampak pada ratusan proyek pembangunan yang terhenti. Berdasarkan LHP BPK, pada 2023 terjadi gagal bayar sebesar Rp252 miliar, terdiri dari 209 proyek di Dinas BMBK senilai Rp 136,7 miliar dan 727 proyek di Dinas PKPCK Rp 115,6 miliar. Pada tahun 2024, angka gagal bayar diperkirakan melonjak hingga Rp 580 miliar.
Munir menegaskan bahwa DPRD Lampung akan segera memanggil Penjabat (Pj) Gubernur Lampung, Samsudin, untuk mencari solusi atas persoalan ini.
“Kami mendorong Pj Gubernur untuk segera menyelesaikan utang tanpa mengorbankan anggaran yang sedang berjalan. Jika tidak, defisit akan terus berulang,” tegasnya.
DPRD juga meminta Pemprov Lampung untuk memperbaiki perencanaan keuangan dan meningkatkan transparansi dalam pengelolaan anggaran, agar kepercayaan masyarakat dapat kembali terbangun.
(Yar/P1)