Polda Lampung Tetapkan Satu Tersangka Kasus Bom Molotov Saat Demo 1 September 2025
- account_circle Tim Lampung77
- calendar_month 5 jam yang lalu

Polda Lampung ekspose pengungkapan kasus bom molotov saat demo di Lampung 1 September 2025 lalu. (Foto: Istimewa)
LAMPUNG77.com – Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Lampung menetapkan satu orang tersangka berinisial FJ (23) dalam kasus percobaan tindak pidana yang membahayakan keamanan umum dengan bom molotov saat aksi demo atau unjuk rasa di Gedung DPRD Provinsi Lampung, pada Senin 1 September 2025, lalu.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Lampung, Kombes Pol Indra Hermawan, mengatakan penetapan tersangka berdasarkan hasil penyidikan dan barang bukti yang diamankan.
“FJ terbukti merakit bom molotov dan mengajak sejumlah anak di bawah umur untuk ikut dalam aksi demo dengan membawa bahan peledak tersebut,” kata Indra, dalam keterangannya, Senin (8/9/2025).
Ia mengungkapkan kronologisnya yakni pada 31 Agustus 2025, FJ bertemu dengan beberapa remaja di sebuah warnet di Sawah Lama, Tanjung Karang Pusat, dan mengajak mereka ikut aksi demo keesokan harinya. FJ kemudian membeli satu liter minyak tanah dan merakit tiga botol bom molotov bersama anak-anak yang direkrutnya.
Saat menuju lokasi demo, FJ sempat dicurigai warga. Ia kemudian diamankan di depan Apotek Gemari, Jalan Raden Intan, oleh seorang anggota TNI dan satpam, yang menemukan satu botol bom molotov siap pakai di dalam jaket tersangka.
Polisi menyita tiga botol kaca berisi cairan bahan bakar dengan sumbu kain, dua korek api, gunting, alat pel, dua jaket, serta penutup wajah (sebo) berwarna hitam.
Menurut Indra, dari hasil penyidikan FJ belajar membuat bom molotov melalui media sosial dan YouTube, lalu mengajak anak-anak untuk melakukan aksi anarkis saat demo.
Atas perbuatannya, FJ dijerat Pasal 187 ayat (1) KUHPidana, Pasal 187 Bis KUHPidana, dan Pasal 53 KUHPidana, dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara.
Kapolda Ingatkan Masyarakat Tidak Mudah Terprovokasi
Sementara itu, Kapolda Lampung, Irjen Pol Helmy Santika, menegaskan agar masyarakat lebih peduli terhadap pergaulan anak-anak, terutama saat situasi aksi massa.
“Sejak awal anak-anak yang terlibat sudah diarahkan untuk dikembalikan ke keluarganya. Tempat terbaik bagi anak adalah di tengah keluarga, terutama orang tuanya. Keluarga memberikan lingkungan aman, dukungan emosional, dan fondasi pembentukan karakter yang positif,” kata Helmy.
Kapolda Lampung juga mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terprovokasi, terutama oleh konten di media sosial yang menghasut untuk melakukan aksi anarkis.
Ia menekankan bahwa aparat tidak akan memberi ruang bagi siapa pun yang mencoba mengganggu ketertiban umum dengan cara-cara kekerasan.
“Kami imbau masyarakat, khususnya generasi muda, jangan sampai terpengaruh ajakan yang menjerumuskan. Mari kita salurkan aspirasi dengan cara yang tertib, aman, dan sesuai hukum,” tegas Helmy.
Polda Lampung juga mengapresiasi peran masyarakat yang sigap memberikan informasi, sehingga upaya berbahaya ini berhasil digagalkan sebelum menimbulkan korban.
Baca Juga: Demo di Lampung 1 September 2025, Kapolda: Hindari Provokasi dan Aksi Anarkis!
- Penulis: Tim Lampung77
- Editor: Yar/P1