LAMPUNG77.com – Deru air sungai yang selama bertahun-tahun menjadi batas kehidupan warga Pekon Umbar, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, kini tak lagi menakutkan.
Di atas aliran sungai yang deras itu, Jembatan Gantung Garuda berdiri kokoh, bukan sekadar rangka baja, melainkan jembatan harapan yang lama dinanti masyarakat.
Pada Selasa (30/12/2025) pagi, suasana Pekon Umbar tampak berbeda. Puluhan warga berduyun-duyun mendatangi lokasi peresmian. Ada yang datang bersama anak-anak, ada pula yang berdiri lama menatap jembatan, seolah memastikan bahwa apa yang kini terbentang di hadapan mereka bukan lagi mimpi.
Baca Juga: Tak Ada Jembatan, Warga Pesawaran Lampung Gotong Jenazah Seberangi Sungai
Bagi warga setempat, sungai selama ini bukan hanya bentang alam, tetapi juga penghalang aktivitas. Saat air surut, warga masih berani menyeberang. Namun, ketika hujan turun dan arus meninggi, perjalanan menuju sekolah, kebun, atau fasilitas kesehatan kerap tertunda dan bahkan terhenti.
Juwita, salah seorang warga Pekon Umbar, tak bisa menyembunyikan rasa harunya. Ia mengenang masa-masa ketika anak-anak harus menunggu lama atau bahkan batal berangkat sekolah karena sungai tak bisa dilintasi.
“Kami bersyukur sekali. Anak-anak sekolah itu susah kalau mau menyeberang sungai, apalagi kalau ada warga yang sakit. Sekarang kami merasa lebih aman,” kata Juwita.
Ucapan terima kasih Juwita mengalir kepada Presiden, TNI, dan jajaran Kodam XXI/Radin Inten yang telah menghadirkan jembatan tersebut. Baginya, jembatan ini adalah jawaban atas kebutuhan paling mendasar masyarakat.
Panglima Kodam XXI/Radin Inten, Mayjen TNI Kristomei Sianturi, menyebut pembangunan Jembatan Gantung Garuda merupakan bentuk kehadiran negara di wilayah yang selama ini sulit dijangkau.
“Ini adalah perintah Presiden untuk membuka akses, mempercepat pembangunan, serta mendorong perekonomian masyarakat. Anak-anak harus bisa sekolah dengan aman, dan warga harus mudah beraktivitas,” kata Mayjen TNI Kristomei Sianturi, dalam keterangan tertulisnya.
Jembatan sepanjang 120 meter itu dibangun dalam waktu relatif singkat, sekitar enam hari. Prosesnya melibatkan gotong royong masyarakat, menjadikan jembatan ini bukan hanya milik pemerintah, tetapi juga hasil kebersamaan warga Pekon Umbar.
“Tidak ada kesulitan berarti dalam pembangunan. Kami berharap masyarakat menjaga jembatan ini karena manfaatnya sangat besar,” ujar Kristomei.
Bupati Tanggamus, Mohammad Saleh Asnawi, turut hadir dan menyampaikan apresiasi atas keterlibatan TNI dalam pembangunan infrastruktur daerah. Ia menilai Jembatan Gantung Garuda akan menjadi penggerak baru roda ekonomi dan pembangunan masyarakat.
“Jembatan ini diharapkan membuka akses yang selama ini terhambat, sehingga perekonomian dan pembangunan masyarakat bisa tumbuh lebih cepat,” ujarnya.
Kini, Jembatan Gantung Garuda tak hanya menghubungkan dua sisi sungai. Tetapi juga menghubungkan harapan, antara rumah dan sekolah, antara kebun dan pasar, antara keterisolasian dan masa depan yang lebih terbuka bagi warga Pekon Umbar.
Baca Juga: Warga Tanggamus Lampung Meninggal Dunia Usai Lama Ditandu Akibat Jalan Rusak
(Rls/Yar/P1)




