LAMPUNG77.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan sejumlah wilayah Lampung akan masuk puncak musim kemarau tahun 2025. Lantas, apa saja dampaknya?
Koordinator Data dan Informasi BMKG Lampung, Rudi Harianto, menyebutkan musim kemarau tahun 2025 diprakirakan terjadi secara merata di wilayah Lampung mulai Juni 2025.
“(Musim kemarau merata di wilayah Lampung) mulai bulan Juni 2025,” kata Rudi, dalam keterangannya, saat dihubungi Lampung77.com, Selasa (20/5/2025).
Rudi menuturkan, pada Bulan Juni 2025, sejumlah wilayah Lampung juga diprakirakan sudah masuk puncak musim kemarau yaitu Lampung Timur, Pesawaran, Pringsewu, Tanggamus, Pesisir Barat, dan Lampung Barat.
Sedangkan wilayah lainnya yakni Bandar Lampung, Metro, Lampung Tengah, Lampung Utara, Way Kanan, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, dan Mesuji, puncak kemarau diprediksi terjadi pada Agustus 2025.
Baca Juga: BMKG: Ini Daftar Wilayah Lampung Masuk Musim Kemarau 2025
“Sementara pada September 2025, puncak musim kemarau diprakirakan terjadi di wilayah Lampung Selatan,” ujarnya.
Dampak Puncak Kemarau
Lantas, apa saja dampak yang berpotensi terjadi saat puncak musim kemarau pada tahun 2025 ini tiba?
Menurut Rudi dampak yang terjadi saat puncak musim kemarau di antaranya potensi kebakaran hutan dan lahan. Kemudian, berkurangnya ketersediaan air tanah dan juga air bersih.
“Selain itu, potensi dampak lainnya yaitu terjadi suhu panas dan kelembapan tinggi yang dapat mengganggu kenyamanan dan kesehatan masyarakat,” jelas Rudi.
Menghadapi Musim Kemarau
Untuk menghadapi musim kemarau, BMKG Lampung memberikan sejumlah imbauan kepada masyarakat. Berikut di antaranya:
1. Di sektor pertanian, para petani diimbau menyesuaikan jadwal tanam berdasarkan prediksi awal musim kemarau di masing-masing daerah. Pemilihan varietas tanaman tahan kering, serta pengelolaan air yang lebih efisien.
2. Sektor kebencanaan diminta meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), khususnya di daerah-daerah rawan.
3. Pihak pengelola sumber daya air dan energi seperti PLTA dan jaringan irigasi juga diminta melakukan pengelolaan air secara bijak demi menjamin kebutuhan masyarakat selama musim kemarau.
(Yar/P1)