Lampung77.com – Fenomena awan hitam bergelombang yang menyelimuti langit di Pelabuhan Merak, Banten, viral di media sosial.
Fenomena awan hitam yang menggumpal dan memanjang menyerupai gelombang itu disebut terjadi pada Senin (14/2/2022) pagi. Dalam video yang beredar, tampak kondisi cuaca saat itu juga terjadi angin kencang.
Kasi Data Dan Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Serang, Banten, Tarjono memberikan penjelasan terkait fenomena tersebut.
Menurut Tarjono, secara ilmiah dalam dunia meteorologi, awan tersebut dinamakan Awan Arcus.
“Awan ini dapat dijumpai diantara awan Cumulonimbus dan Cumulus. Awan Arcus lazim terjadi meskipun frekuensi kejadiannya jarang,” kata Tarjono, saat dihubungi Lampung77.com, Senin (14/2/2022).
Ia menjelaskan karakteristik Awan Arcus ini yaitu memiliki tinggi dasar awan yang rendah serta formasi pembentukannya memanjang horizontal seolah-olah seperti gelombang.
“Awan ini terbentuk dari ketidakstabilan atmosfir di sepanjang masa udara yang lebih dingin dengan masa udara yang lebih hangat dan lembab. Sehingga, membentuk tipe awan yang horizontal dan memanjang,” jelas Tarjono.
“Pada awan ini berpotensi menimbulkan angin kencang, hujan lebat, dan petir di sekitar pertumbuhan awan,” lanjutnya.
Tarjono menegaskan bahwa keberadaan awan ini murni merupakan fenomena pembentukan awan yang terjadi akibat kondisi dinamika atmosfer.
“Dan tidak ada kaitannya dengan akan terjadi gempa bumi,” jelasnya.
“Masyarakat tetap waspada terhadap potensi yang mungkin terjadi (hujan lebat disertai angin kencang dan petir). Namun, tidak perlu panik yang berlebihan,” pungkasnya.
Baca Juga: Sempat Dihentikan, Layanan Kapal Eksekutif Merak-Bakauheni Sudah Kembali Normal
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) sebelumnya telah mengimbau kepada seluruh pengguna jasa atau penumpang penyeberangan, khususnya di lintasan Pelabuhan Merak-Bakauheni untuk tetap waspada mengingat kondisi cuaca ekstrem yang terjadi di perairan Selat Sunda.
Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Shelvy Arifin menyampaikan imbauan tersebut mengacu pada Surat Edaran hasil pemantauan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait prakiraan tinggi gelombang selama 7 hari mulai 7 Februari 2022 hingga 13 Februari 2022 lalu khususnya di perairan Selat Sunda.
Baca Juga: Waspadai Cuaca Ekstrem di Merak-Bakauheni, Ini Sederet Langkah Antisipasi ASDP
(Yar/P1)