Menurut Arie, dalam perkara ini, pihaknya telah melakukan pemeriksaan saksi-saksi sebanyak 60 orang yang terdiri dari 27 orang dari pihak Balai Jalan Wilayah I Provinsi Lampung dan 33 orang dari pihak swasta.
Selain itu, lanjut Arie, pihaknya juga telah meminta keterangan 4 orang saksi ahli yakni konstruksi Politeknik Negeri Bandung, Ahli Hukum Pidana UI, Ahli Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dan Ahli Badan Pemeriksa Keuangan RI. Kemudian, melakukan penggeledahan dan menyita barang bukti, serta mengecek fisik Jalan bersama ahli konstruksi Politeknik Negeri Bandung.
“Dari 4 tersangka tersebut berkas tindak pidana korupsi sudah dinyatakan lengkap atau P-21 oleh Kejaksaan Tinggi Lampung dan akan dilimpahkan ke kejaksaan sesuai koordinasi dengan kejaksaan tinggi Lampung tahap 2 yakni pengiriman tersangka dan barang bukti akan dilaksanakan pada Januari 2023,” ujarnya.
Adapun barang bukti yang telah diamankan dalam perkara ini yaitu dokumen kontrak dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut. Kemudian, central processing unit (CPU), flash disk, laptop, handphone, uang tunai Rp 10 miliar, serta uang tunai Rp 100 juta.
“Berdasarkan hasil penghitungan kerugian keuangan Negara dari BPK RI didapat kerugian negara Sebesar Rp 29.216.412.096,83,” ungkap Arie.
Arie Rachman menjelaskan, kepada para tersangka akan dikenakan Pasal 2 Atau Pasal 3 UU RI No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU RI No. 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas UU RI No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 Ayat (1) Ke 1 Jo Pasal 56.
Baca Juga:
Terpopuler: Mutasi di Polda Lampung hingga Kapal Tenggelam Akibat Cuaca Buruk
(Yar/P1)