LAMPUNG77.com – Masjid Raya Al-Bakrie Lampung rencananya sudah mulai bisa digunakan masyarakat untuk melaksanakan ibadah saat bulan suci Ramadan 2025.
Hal itu disampaikan Ketua Pelaksana Pembangunan Masjid Raya Al-Bakrie dan Direktur Eksekutif Bakrie Untuk Negeri, Aninditha Anestya Bakrie, saat media gathering di Saburai Durian & Resto, Jalan Majapahit, Enggal, Bandar Lampung, Senin (9/12/2024).
“Alhamdulillah, pembangunan dari awal sampai akhir berjalan lancar. Kubah sudah tertutup dan ballroom sudah hampir selesai. Insyallah, kita bisa pakai sebagian area untuk ibadah di bulan suci Ramadan,” kata Aninditha Anestya Bakrie.
Dhita Bakrie –sapaan Aninditha Anestya Bakrie– menargetkan 6 bulan pasca lebaran atau Idul Fitri 2025, pembangunan Masjid Raya Al-Bakrie diharapkan sudah bisa rampung seluruhnya.
“Insyallah, untuk rampung seluruhnya itu mudah-mudahan 6 bulan dari Lebaran. Itu yang benar-benar total (selesai pembangunan),” ujar Dhita.
Baca Juga: Respons Ketua Gerindra Lampung Tentang Masjid Raya Al-Bakrie
Fasilitas Masjid Raya Al-Bakrie Lampung
Masjid Raya Al-Bakrie dibangun atas kontribusi Bakrie Untuk Negeri dan melalui LAZNAS Bakrie Amanah yang bekerja sama dengan Pemprov Lampung. Proses pengerjaan pembangunan masjid ini kini telah mencapai tahap 70%.
Masjid Raya Al-Bakrie didesain oleh perusahaan arsitektur Urbane yang sudah banyak mendesain Masjid-Masjid besar dan kenamaan seperti Masjid Raya Al Jabbar di Bandung dan Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi di Sumatra Barat. Sementara bangunan utama Masjid Raya Al-Bakrie dikerjakan oleh kontraktor utama PT. Parama Dharma dan disupervisi oleh manajemen konstruksi PT. Mitra Perdana Multidimensi.
Masjid yang terletak di kawasan pusat kota Bandar Lampung ini dibangun di atas lahan lebih dari 2,2 hektare dan memiliki luas bangunan total 12.000 meter persegi. Masjid ini nantinya dapat menampung sekitar 12.000 jamaah dan memiliki beragam fasilitas yang lengkap.

Dhita Bakrie menyebutkan Masjid Raya Al-Bakrie di desain modern dengan beberapa ornamen Lampung seperti tapis dan siger. Menurutnya, bangunan Masjid Raya Al-Bakrie ini terdiri dari tiga lantai yang terdiri dari lantai dasar, lantai mezanin dan satu lantai semi-basement.
“Lantai dasar digunakan sebagai area utama sholat, sedangkan lantai mezanin untuk area sholat wanita, dan area tambahan sholat. Lalu, nantinya akan ada fasilitas ruang-ruang penunjang seperti toilet, area wudhu, dan ruang serba guna, perpustakaan, TPQ dan kantor pengelola DKM berada di lantai semi-basement,” jelasnya.
“Selain itu, Masjid Raya Al-Bakrie ini juga dilengkapi dengan ruang terbuka hijau, taman bermain anak, area pusat UMKM, dan area parkir,” ujarnya.
Ia berharap Masjid Raya Al-Bakrie tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai simbol kesatuan, keharmonisan, dan identitas yang mendalam antara agama, budaya, dan masyarakat Lampung. Masjid Raya Al-Bakrie juga diharapkan dapat menjadi ikon Kota Bandar Lampung.
“Karena selain sebagai tempat ibadah, nantinya Masjid juga dapat berfungsi dalam pengembangan UMKM, pembelajaran agama Islam, tempat kegiatan yang mencakup orang banyak, dan sebagai tempat wisata religi,” pungkasnya.
(Yar/P1)