LAMPUNG77.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai dunia pers saat ini sedang tidak baik-baik saja. Hal itu diungkapkan Presiden saat memberikan sambutan pada puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2023 di Sumatera Utara, Kamis (9/3/2023).
“Pada peringatan Hari Pers Nasional sekarang ini, saya ingin mengatakan bahwa dunia pers tidak sedang baik-baik saja. Saya ulangi, dunia pers tidak sedang baik-baik saja,” kata Jokowi.
“Dulu, isu utama dunia pers adalah kebebasan pers, selalu itu yang kita suarakan. Tapi sekarang, apakah isu utamanya tetap sama? Menurut saya sudah bergeser, karena kurang bebas apalagi kita sekarang ini,” lanjut Presiden.
Menurut Presiden, Pers sekarang mencakup seluruh media informasi yang bisa tampil dalam bentuk digital. Semua orang bebas membuat berita dan sebebas-bebasnya.
“Sekarang ini masalah yang utama, menurut saya adalah membuat pemberitaan yang bertanggung jawab,” ujar Jokowi.
Presiden mengungkapkan, saat ini masyarakat kebanjiran berita dari media sosial dan media digital lainnya, termasuk platform-platform asing dan umumnya tidak beredaksi atau dikendalikan oleh AI.
“Algoritma raksasa digital cenderung mementingkan sisi komersial saja dan hanya akan mendorong konten-konten recehan yang sensasional. Sekarang ini banyak sekali, dan mengorbankan kualitas isi dan jurnalisme otentik,” kata Jokowi.
“Ini yang kita akan semakin kehilangan. Hal semacam ini tidak boleh mendominasi kehidupan masyarakat kita. Media konvensional yang beredaksi semakin terdesak dalam peta pemberitaan,” lanjutnya.
60 Persen Belanja Iklan Diambil Platform Asing
Presiden Jokowi juga menyampaikan keprihatinannya terkait kondisi belanja iklan pada industri media di Tanah Air saat ini.
Jokowi mengungkapkan saat ini sekitar 60 persen belanja iklan diambil oleh media digital, terutama platform-platform asing.
“Keberlanjutan industri media konvensional juga menghadapi tantangan berat. Saya mendengar banyak mengenai ini, bahwa sekitar 60 persen belanja iklan telah diambil oleh media digital, terutama platform-platform asing. Ini sedih lho kita,” kata Presiden.
“Sekali lagi, sekitar 60 persen belanja iklan telah diambil oleh media digital, terutama platform-platform asing. Artinya apa? Sumber daya keuangan media konvensional akan semakin berkurang terus, larinya pasti ke sana. Dan, sebagian sudah mengembangkan diri ke media digital, tetapi dominasi asing dalam mengambil belanja iklan ini telah menyulitkan media dalam negeri kita,” lanjut Jokowi.
Baca Juga:
Jokowi: Pers Membuka Harapan Orang Biasa Seperti Saya Menjadi Presiden
(Yar/P1)